Pages

This blog has been moved to www.m0njc.wordpress.com

Showing posts with label Mass. Show all posts
Showing posts with label Mass. Show all posts

Monday, October 19, 2009

Addicted

Hari Minggu besok, kamu harus menghadiri event besar dari tempat kerjamu dari pagi hingga malam. Sehingga tak memungkinkanmu untuk ke gereja hari itu. Maka, kesempatan Ekaristi hanya pada sabtu sore. Tetapi hari sabtu sore, ada Praise and Worship. Wah… gimana ya?

Kalo ikut PW, berarti ga bisa Misa.

Kalo Misa, berarti ga bisa ikut PW. Gila, tuh PW pasti seru banget! Khusus anak muda, dibawakan oleh band rohani yang lagi naik daun. Trus, jarang-jarang, kapan lagi ikut acara beginian? Mungkin diadakan seumur hidup sekali! Tiketnya dah beli, mahal! Hm…

Gimana nih, pilih mana…?


PD vs MISA

Dulu saya hidup hanya menunggu hari rabu, yaitu untuk PD. Saya berpikir, saya hanya dapat menjalin relasi dengan Tuhan lewat PD. Ternyata saya salah besar!

Dalam PD kita merasakan hadirat Tuhan. Kita merasakan jamahan-Nya, merasakan sapaan-Nya. setiap hati yang berbeban berat Ia angkat, yang terluka Ia sembuhkan.

Tetapi ada suatu waktu dimana kita tidak lagi hanya bertemu dan merasakan hadirat-Nya, tetapi kita bisa bersatu dengannya. Hati kita tidak lagi dijamah oleh-Nya, tetapi hati kita bisa melebur, bersatu dengan hati-Nya, yaitu hanya didapat dalam Ekaristi saja.

Apa yang akan terjadi bila seorang anak kecil hanya makan vitamin saja, tapi tidak makan nasi dan lauk pauk? Pagi makan vitamin, siang makan vitamin, malam makan vitamin saja. Apakah anak itu bertumbuh dengan normal? Tidak bukan? Begitu juga dengan jiwa kita. Jiwa kita memerlukan makanan sejati untuk bertumbuh, makanan pelengkap saja tidak cukup. Ekaristi merupakan makanan (santapan) utama jiwa kita. Ekaristi itu seperti oksigen yang kita butuhkan, dan tanpa itu kita tidak bisa hidup.


Jesus, our Eucharistic Love

Ada sepasang kekasih, sang pria suatu hari mendapat tugas dan ia harus pergi untuk waktu yang lama sekali. Ia memberi suatu cincin mahal sebagai tanda janji untuk kekasihnya, bahwa ia akan kembali untuk menikahinya.

Setelah pria itu pergi, si perempuan melihat cincin pemberiannya. Ketika ia teringat akan sang pria, ia melihat dan mengelus cincin itu. Terkadang ia berpikir dan membayangkan kekasihnya, apa yang sedang ia lakukan ya? Apakah ia masih ingat padaku? Jangan-jangan ia memiliki perempuan lain disana. Namun, ketika ia melihat cincin itu, ia terhibur dapat terus berharap dan percaya bahwa sang pria akan kembali.

Tuhan Yesus mendahului kita ke Surga untuk mempersiapkan tempat bagi kita, Dia tidak sepenuhnya meninggalkan kita, karena sewaktu Yesus naik ke Surga, Dia telah bersabda kepada murid-murid Nya “Aku senantiasa menyertai kalian sampai kepada akhir zaman” Ia menjanjikan kepada kita Roh Kudus setelah Ia bangkit dan Ia memberikan dengan rela Tubuh dan Darah-Nya dalam Ekaristi. Tuhan tidak membiarkan kita berjalan dalam ketidakjelasan, kebingungan, kelaparan maupun kehausan akan cinta-Nya. Ia bersabda, Akulah roti hidup; barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan lapar lagi, dan barangsiapa percaya kepada-Ku, ia tidak akan haus lagi (Yohanes 6:35) Tetapi Dia memberikan Roti Hidup yang mana didalamnya kita peroleh kekuatan untuk menjalani perjalanan hidup kita di dunia ini.


Eucharist: Being Small

Tetapi kenyataannya, kalau di Misa, rasanya ngantuk deh. Tapi kalo PD, ngak ngantuk, malah bisa merasakan hadirat Tuhan. Dulu saya juga tidak mengerti rahasia dibalik Ekaristi tersebut. Misa, ya rasanya begitu saja. Tetapi kemudian, saya belajar mencoba menggali makna Ekaristi itu. Saya berusaha datang Misa ga lagi untuk rutinitas atau kewajiban belaka. Tetapi saya datang dengan kerinduan, ingin bertemu Tuhan. Saya ga lagi memikirkan yang lain-lain selain Perayaan Ekaristi itu. Saya berusaha fokus dan menaruh sikap hormat pada Perayaan Ekaristi.

Tuhan hadir dalam bentuk hosti kecil, yang nampak ga berarti. Ia telah merendahkan Diri-Nya yang mahabesar dan hadir dalam roti kecil yang dapat kita lihat, pegang dan makan. Begitu pula kita harus datang dalam Ekaristi, yaitu dengan hati yang rendah dan memohon cinta-Nya. Dan percayalah bahwa Tuhan hadir dan Ia menunggumu untuk merendahkan diri bersamaNya, agar berkat-berkat-Nya dari tempat tinggi mengalir ke hatimu yang rendah.

Lama-lama, Ekaristi menjadi hidup dalam diri saya. Ekaristi tidak lagi menjadi rutinitas, tetapi menjadi sumber kehidupan. Dan rasanya tanpa Ekaristi, hidup ini ga ada artinya.


Eucharist, the center of my life

Kembali kepertanyaan awal, pilih mana?

Mari kita mulai belajar memahami rahasia besar dibalik Ekaristi dan menjadikan Ekaristi menjadi pusat hidup kristiani kita! Mintalah bimbingan Roh Kudus agar kamu dapat memahami Ekaristi lebih dan lebih lagi.

Sebenarnya masih banyak lagi yang ingin saya ceritakan tentang Ekaristi, dan rasanya kertas dan waktu tidak akan cukup, semua biarlah terangkum dalam kata-kata orang kudus favorit ku ini.

It would be easier for the earth to exist without the sun, than without the Holy Mass.”
St. Padre Pio

Sunday, March 16, 2008

Palm Sunday 2008

I have mass in the morning brought by 3 priests as celebrant. I always love Palm Sunday.

Masses which I love in Easter are Palm Sunday and Easter Mass with children. In those Mass, we’ll feel so happy, the atmosphere set are joyful actually.

Along the Holy Week especially, the Holy Days, I will try to write my feelings so next year or couple of years later, I still can memorize it again, haha. And post it in my blog, coz I have a blog, not in my smart laptop only.

Today, I love the perarakan masuk which we wave the palm and sing loudly only in the refrain, “Yeruuu.. salemm.. yeruu… salem…”, well, most of us only can sing in the refrain, and I proud to the part of those who only can sing the refrain, haha.

And also when the priests stain the Holy Water to our palms, all people love to bath, especially in church, so that when we got stained with the Holy Water, a bit of smile we will express.

And in some Masses in Holy Days, we are honored to take part in the readings of the gospel, wow. I will say ‘wow’, we take part in reading the Gospel, that’s great for me. Honoring the Liturgy of Words.

And we really take our part in His Crucifixion, we shout ‘Crucify Him… Crucify Him’, yang artinya, “Salibkan Dia… Salibkan Dia…”, yes, people who crucify Him are us, including me as the biggest sinner.

Well, that’s just a bit of the happiness opening the Holy Week, which I hope this week I could be a holy sinner, haha… let’s see and walk through these days in Holy Week faithfully to God. Amen. +

Friday, February 29, 2008

Joy of Christmas
(Tugas Bina Iman ku....)

Pengalaman menarikku selama liburan akhir tahun 2007 dan liburan awal tahun yang singkat

Joy of Christmas

Natal sudah berakhir, tapi rasanya saya belum mau beranjak dari pesta Natal. Ada suatu kegembiraan yang pasti dianugerahkan Bayi Kudus pada hari itu. Salah satu kegiatan menarik saat liburan yaitu hari-hari sekitar Natal.

Tanggal 24 Desember 2007, tidak seperti natal sebelumnya. Ini Natal terbaik selama ini. Sebenarnya tidak indah-indah amat, tapi setidaknya, sesuatu yang berbeda yang saya lakukan. Acara malam Natal, tentu saja Perayaan Ekaristi yang amat saya sukai dan acara bersama teman-teman PDKM.

Saya mengikuti Misa Natal pertama di Paroki saya, Paroki Santo Alfonsus Rodriguez, Pademangan, dimulai pukul 18.00. Tahun ini saya pergi bersama Mama saya. Kalau tahun-tahun lalu mungkin pergi bersama teman-teman atau bahkan sendiri. Mama belum Katolik, tapi lebih dari setengah tahun belakangan ini, saya ajak ke Gereja, ikut misa, dan sekarang sedang mendaftar untuk katekumen periode Paskah 2009, thanks God. Saya pergi pukul 17.30, setibanya di gereja, tempat sudah penuh, singkat cerita, dengan penuh perjuangan, Mama dan saya duduk dibawah tenda tambahan, dikursi plastik. Walau tidak nyaman, banyak nyamuk dan berisik, saya yakin tempat itu jauh jauh lebih baik daripada tempat Yesus lahir dulu.

Singkat cerita, Perayaan Ekaristi pun dimulai. Misa dipimpin ketiga Pastor yang ada di Paroki saya. Homilinya diisi oleh Romo Kristophorus Bala,SVD., pembimbing PDKM kami yang tercinta, yang sudah sangat amat akrab dengan kami, dan sudah sering kami iseng-in. Homilinya? Saya lupa. Yang pasti bagus. Setelah Misa, ada ritual yang biasa saya lakukan, yaitu mencari teman-teman dan mampir dan mengucapkan salam singkat yang manis untuk Bunda Maria. Kemudian saya pulang dan menanti waktu untuk acara selanjutnya.

Yang membuat malam Natal ini berbeda dari sebelumnya adalah acara malam Natal bersama teman-teman tim PDKM. Beberapa hari yang lalu tim PD ini baru saja dilantik, dan saya termasuk didalamnya. Saya masih tidak tahu benar apa rasanya ambil bagian dalam pelayanan sesungguhnya untuk Tuhan, tapi mungkin ini salah satu cara untuk menyenangkanNya.

Kami berkumpul pukul 22.00 di markas besar tim PD, atau yang lebih sederhananya disebut rumah salah seorang teman yang sering dijadikan tempat berkumpul. Teman-teman lain sudah mempersiapkan makanan, ada Pizza Hut, bakmi Ayung depan gereja (langganan kami bersama), serta koktail. Sebelum acara makan-makan, kami berdoa syafaat dulu dan dilanjutkan dengan sharing atau pengajaran dari Ketua PD. Doa syafaatnya seperti biasa, ala Karismatik, pujian dan penyembahan, serta doa-doa permohonan, dipimpin oleh ketua PD kami. Malam itu saya merasakan cinta Tuhan yang mendalam dan makna Natal itu sendiri, yaitu kelahiran dan kehadiranNya didalam hati kita.

Sebelum sesi makan-makan, ketua PD sharing dulu. Sharingnya cukup panjang sehingga tidak mungkin saya tulis di sini, tetapi intinya ‘Make Your Life Meaningful’. Carilah tempat dan pekerjaan dimana hidupmu bisa berarti untuk orang lain dengan menggunakan apa yang Tuhan berikan padamu. Dan yang ditunggu-tunggu, adalah sesi tukar kado. Saya membawa kado sebuah salib untuk diletakkan dimeja yang sudah dibungkus amat rapi dan ‘vakum’ oleh Papa saya. Berlapis-lapis dan menimbulkan banyak sampah saat dibuka kembali. Semua orang penasaran kado dari siapa itu, kurang kerjaan sekali, tapi saya diam. Saya menerima kado sebuah salib juga, entah dari siapa.

Dan setelah foto-foto dan main-main sebentar, pada pukul 01.30 tengah malam, saya pulang duluan. Papa sudah menjemput. Saya adalah yang termuda diantara mereka, hanya saya yang masih bersekolah, yang lain sudah kuliah dan kerja, jadi mereka sudah maklum kalau saya harus segera pulang. Mereka itu sudah seperti kakak-kakak saya yang baik. Dalam tim ini, saya seperti Rasul Yohanes yang paling muda, tetapi paling dikasihi Yesus, haha!

Acara malam Natal ini memulai kegembiraan Natal yang penuh sukacita dan kegembiraan Natal ini menghapus semua kesedihan sebelumnya yang disebabkan oleh berbagai pergumulan hidup dan nilai raport yang kurang memuaskan. Setelah pulang, saya bersiap-siap tidur, dan tak lupa berdoa. Lalu saya hanya tidur kurang lebih 4 jam.

Saya dibangunkan oleh malaikat pelindung saya dan alarm handphone saya sekitar jam 6. Saya segera bersiap-siap karena saya ingin ikut misa anak-anak lagi jam 7.30 pagi keesokkan harinya. Pergi sendiri tentunya, teman-teman PD tak terlihat pagi itu. Berdasarkan pengalaman kemarin malam, saya datang ke gereja jam 7 kurang. Ternyata gereja masih sepi. Saya rela bangun pagi lagi hanya untuk mengikuti misa anak-anak. Saya amat menyukai misa anak-anak, karena dulu, saat saya masih kecil saya tidak pernah ikut misa anak-anak. Saya dibaptis kelas 2 SMP. Dan dalam misa anak-anak biasanya pasti ada sesuatu yang menarik dan mengejutkan. Dan bukankah Yesus sendiri mengajarkan untuk datang kepada-Nya seperti anak-anak? Maka kadang-kadang kita perlu mengamat-amati seperti apa anak kecil itu.

Setelah misa selama 3 jam yang dipenuhi berisik oleh keributan mulut anak-anak yang bawel, saya melakukan ritual saya. Dan memang tidak ada teman-teman yang hadir pagi itu. Tapi ada Romo Kristo yang bisa disalami dan beberapa guru Bina Iman Anak yang saya kenal. Saya bergabung dengan mereka dan mengucapkan ‘Merry Christmas’ dan ternyata ada sesi foto-foto singkat. Seorang teman, guru Bina Iman Anak memperkenalkan saya kepada seorang teman lain yang katanya mukanya agak mirip dengan saya. Padahal menurut saya tidak. Bahkan Romo pun ikut-ikutan membanding-bandingkan saya dengan anak yang mirip dengan saya itu. Dan saya ditangkap untuk berfoto-foto dengan mereka. Aneh, tidak disangka, tapi seru juga, ya seru kalau diingat-ingat, hahaha!

Dan karena tidak ada kerjaan yang berarti, untuk mengisi Natal, saya pergi ke gereja lagi pada sore harinya. Sesuai pengalaman kemarin sore, tempat duduk gereja yang cepat penuh, maka saya berencana datang 1.5 jam sebelum misa dimulai. Cuaca sudah agak mendung. Saya pergi bersama Mama dengan berjalan kaki, karena Gereja Santo Alfonsus itu tidak jauh dari rumah saya. Saya lebih senang jalan kaki ke gereja. Sejak awal, Mama sudah bilang kalau tidak perlu pagi-pagi pergi ke gereja, tapi saya tidak terlalu peduli. Maka sampailah kami di gereja tercinta, dan terkejutlah kami, dan saya menjadi sedikit atau mungkin sangat malu dalam hati. Karena gedung gereja masih tutup! (gubraks, hahaha…!) Hanya ada satpam dan katanya bahkan koster gereja pun belum datang, haha. Maka kami pulang lagi. Lalu setengah jam sebelum Misa, saya kembali ke gereja dengan cuaca yang sudah turun hujan deras sehingga harus naik becak. Dan pada malam itu, gereja sepi sekali, seperti misa pagi harian. Apa yang terjadi? Mengapa orang-orang malah tidak ke gereja pada hari Natal? Saya kira itu akan menjadi perayaan paling sukacita, tapi kebanyakkan orang memiliki pikiran yang berbeda dari saya. Saya sedih melihat gereja yang sepi pada hari Natal, dan ramai di mal . Saya tidak tahu apa yang Bayi Kudus rasakan dengan situasi itu. Saya sampai bertanya-tanya ke beberapa teman apa ada yang salah dengan saya yang berpikiran demikian? Orang-orang hanya ‘ikut-ikutan’ meramaikan malam Natal, dan mereka pikir itu sudah berakhir, huh! Tidak bagi saya.

Dalam kegembiraan Natal, saya menanti Tahun baru, hari-hari menuju tahun baru hanya diisi dengan misa pagi yang menyenangkan. Dan sambil membuat resolusi-resolusi dan refleksi dan revolusi. Bagi saya tahun 2008 adalah tahun kebangkitan, Bangkit! Ya, itu yang Tuhan dan saya inginkan. Tidak hanya saya yang ingin lebih maju dan lebih baik ditahun depan, Tuhan juga ingin saya bangkit. Dengan kegembiraan Natal, Ia menghibur saya dengan penuh sukacita dengan mengingatkan kembali akan Kelahiran Penebus.

Begitulah pengalaman menarik yang dapat saya ceritakan untuk tugas Bina Iman. Semoga Tuhan menjamah dan memberkati Frater yang membaca sehingga dapat memberi tugas ini nilai yang baik, karena begitulah keinginan Tuhan yang ingin melihat anak-anakNya senang dengan mendapat nilai bagus, haha! Tak lupa, dalam kesempatan Natal dan Tahun Baru ini, saya dan mewakili teman-teman IPA 2, mengucapkan terima kasih dan maaf atas semua kesalahan yang menyakiti hati Frater.

‘Janganlah hendaknya kerajinanmu kendor, biarlah rohmu menyala-nyala dan layanilah Tuhan.’, Roma 12:11.

Merry Christmas and Happy New Year 2008,

JC LU,

m0nJC,

diselesaikan pada 130108,

Pada Pesta Pembaptisan Tuhan Yesus.