Pages

This blog has been moved to www.m0njc.wordpress.com

Sunday, September 20, 2009

Future Husband...

Aaaaaaaaaa… u might think I’m crazy… yes, I am!!!

Well, not really… Lately, I have some Theology of the Body ‘classes’ on youtube which made me awake till mid night. Especially through what the Evert speak. Jason and Crystalina Evert. They spread the good news about chastity, pure love, and many sweet, deep, wonderful, amazing and shocking things in life. The thoughts they share are so amazing that makes me wanna know more: who they are. So, I ask uncle Google and it tells me some brilliant story in both’s life.

Each time I watch the teaching video in YouTube from Jason and Crystalina, I am always amazed. By the teaching itself and by them. They are couple, husband and wife. They have the same passion, both are good in preaching, both are very interesting person. Aaa… make me so envy… sometimes I stared at Crystalina and say: I truly envy to you, to your life, to what you’re doing and for having a husband like Jason Evert, wkwkwk… He is cool.

Well, deep inside I truly interested to TOB. And ready to spend my whole life to learn, talk and spread TOB. And deep inside my heart, I know, I’ll serve God in every way of my life. And I know, I do want to serve God like she does. Crystalina Evert is the second people, whom if I met, I’m gonna say to her:” I wanna serve the Lord like you do.” (the first is Bo Sanchez). And also maybe like you have, your cool husband. Hihi.

So… uncle Google led me to a kind of conversation of Crystalina in a magazine QnA, I guess. In the conversation, she said that when she was 15, she wasn’t virgin anymore, and kept doing that mortal sin for around 3 years, blablabla, long story. Until one day in a retreat she made a conversion of her life. After that, she lived out chastity and pure life and one story make me inspired is: one night she prayed for her future husband, write him letters and then celebrate thousand of Masses for her future husband. Wow! And you see, right, her husband: Jason Evert. Kyaaaa!!!

Well, in the midst of my confusedness of my vocation, I do this absurd thing, write a letter to my future husband. I even still don’t know whether there’ll be a 'real gentleman - yo my man!' whom this letter is written to. Lol. Well, I love doing crazy things, so, let’s do it!!! Check this out.



Dear my future husband,

Hi… firstly I wanna say that thank you for choosing me to walk the rest of your life with. I’m a good person, you won’t regret it. :) And I really hope that God Graces really keep you, wherever you are.

From myself, I’m now trying to know what’s my calling first. Since I still doubt about my vocation also. Pray for me ya. Haha. And I’m trying to be a mature woman. Mature in God also. I’m looking information about what my life is about, what love is about, how to build a family which last forever. Lol.

Sometimes, I think about someone who will help me to walk my life until I am old. We can help each other, share our love, and have a nice family with children??? O, I’m a bit shocked now, but later I won’t. I actually wish that we can serve the Lord together (as what the Everts do), I truly envy to them. And our love may bless other people too.

Now I’m trying to keep chastity in my life. To save the one and last forever love with you. Now, I think, I’m good enough protected with God’s Graces also.

I just pray that now, wherever you are, you are always under God’s protection. That you always remember God and put Him in the center of your life, honey. And although we still don’t know each other (or maybe already know!!! Idk.), I hope that you ever think about me, a woman-will-be whom you gonna spend your life with. Coz I’m praying for you. Today, after inspired about you, my future husband, I told the Lord: God, I have one more people in my prayer list now. Haha…

Well, keep faith, honey. Until we both meet and know that you’re the love of my life. Love you. (I will love my husband whom God gives to me with all you are). Also hope that God makes you ready for me, and makes me ready for you, (if u really are). Take care. God bless.


m0nica (in the midst of doubtness),

September 19th 2009



maluu bgt!!! ga berani kasi tau ada posting-an baru... im freak, yeah!!!

Tuesday, September 1, 2009

Mengasihi Sesama

Jika anda mendengar kata-kata judul diatas, dan ditanyai, ayat Alkitab apa yang anda ingat tentang mengasihi sesama? Mungkin kebanyakkan dari anda akan menjawab: “Kasihilah sesama mu seperti dirimu sendiri.” Namun jika ditanyai lebih lanjut, apakah anda sudah mengamalkan Firman itu? Kebanyakan mungkin menjawab belum.

Apa itu mengasihi?

Paulus berkata: “Tentang kasih persaudaraan tidak perlu dituliskan kepadamu, karena kamu sendiri telah belajar kasih mengasihi dari Allah…” Sumber cinta kasih adalah Tuhan. Mengapa Tuhan menginginkan kita mencintai sesama juga setelah mencintaiNya? Karena Tuhan ingin cintaNya dalam kita menjadi sempurna! Agar cinta Tuhan itu dapat menjadi sempurna, kita harus dilatih. Dan salah satu cara menyempurnakan cinta itu adalah dengan mencintai sesama kita.

Dengan belajar mengasihi sesama, kita ikut melakukan apa yang Yesus lakukan kepada sesamaNya ketika Ia masih didunia. Sebab Yesus berkata: “Aku memberikan perintah baru kepada kamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi; sama seperti Aku telah mengasihi kamu demikian pula kamu harus saling mengasihi.” Bagaimana Yesus mengasihi sesamaNya? Yesus mengasihi dengan tinggal bersama-sama sesamaNya, memberi makan, makan bersama, memperhatikan, menyembuhkan, memperingatkan, mengajar sesamaNya tentang kebenaran sampai akhirnya memberikan diriNya untuk sesamaNya diatas kayu salib, tidak hanya untuk sesamaNya, tetapi untuk para algojo dan orang-orang yang tak suka padaNya dan untuk kita juga yang terus menerus mengkhianatiNya lewat dosa kita. Akar cinta kasih Yesus adalah komitmen untuk memperdulikan dan melayani.


Yesus mati demi cinta

Yesus mencintai sampai mati

Yesus mati dalam cintaNya pada kita

Yesus mencintai sambil mati terhadap DiriNya sendiri


Yesus berkata: “Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya.“


Siapa yang tidak tahu Beata Mother Teresa? Ia memberikan contoh pada dunia bagaimana kasih Yesus itu dalam tindakan nyata. Ia yang seorang putri dari keluarga berada, merelakan dirinya untuk melayani orang-orang kecil dan miskin. Mother Teresa pernah berkata: “Hidup itu tidak pantas dihidupi kecuali kalau dihidupi untuk orang lain.” Life is to love.



Siapa itu sesamaku?

Dengan demikian, haruskah kita melakukan seperti yang Beata Mother Teresa lakukan atau seperti orang-orang kudus lainnya? Meninggalkan comfort zone dan turun kejalan melayani orang-orang miskin? Mungkin kita akan berpikir dua kali. Hal ekstreem itu bukannya tidak perlu atau boleh kita hindari, tetapi saya mengajak teman-teman sekalian untuk merefleksikan mulai dari orang-orang sekitar kita.


Bayangkanlah jika kita harus turun ke jalan menolong orang-orang miskin dan kecil dan kita dikagumi oleh seisi kota akan perbuatan kita, namun kita tidak pernah akur dengan ayah atau ibu atau kakak-adik kita didalam rumah sendiri. Sungguh ironis bukan jadinya? Oleh sebab itu, saya mengajak teman-teman untuk kembali melihat hubungan kita dengan keluarga kita dulu. Apakah aku sudah sungguh-sungguh mencintai ayah-ibu-kakak-adik-om-tante dan semuanya seperti yang Yesus katakan: “Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.”? Apakah kita sudah memberikan diri kita untuk mengasihi mereka atau kita masih menolak keinginan-keinginan kecil yang mereka sampaikan pada kita?



Mengampuni sesama…

Dalam memberikan kasih bagi sesama kita, kita juga harus mengampuni. Seseorang tidak mungkin mengasihi orang yang ia benci tanpa sebelumnya mengampuni orang tersebut terlebih dahulu bukan? Dendam dan benci terhadap sesama dapat menjadi akar pahit yang merusak hubungan kita dengan Allah. Tidak sedikit orang-orang yang mengalami sakit fisik karena batinnya tak mampu mengampuni orang yang telah melukainya dan rasa dendam dan benci terus berakar dihatinya. Yesus meminta kita mengasihi sesama seperti yang Ia lakukan kepada kita. Yang Ia lakukan kepada kita adalah menerima segala kekurangan kita dan mengampuni dan melupakan dosa-dosa kita yang mungkin kita lakukan berkali-kali.



Mencintai sesama seperti mencintai diri sendiri?

Yesus berkata: “kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.” Dalam memahami Firman ini rasanya butuh waktu lama sekali bagi saya. Dulu saya hanya meng-amin-I Firman tersebut. Saya hanya dapat berkata: “Saya akan berusaha melakukannya.” Tanpa memahami maksud dibalik Firman itu, Firman itu rasanya hanya kata-kata saja dan tidak ngefek dalam hidup saya. Namun, puji Tuhan, rasanya Tuhan memberikan penjelasan yang sangat-sangat jelas tentang mengasihi sesama itu kepada saya melalui pengajaran Theology of the Body yang saya peroleh saat Camping Rohani 2009 di Lembah Karmel.


Paus Yohanes Paulus II mengungkapkan rahasia yang sungguh-sungguh besar tentang eksitensi atau keberadaan manusia dan apa atau siapa sebenarnya manusia yang Allah ciptakan. Paus Yohanes Paulus mengatakan setiap manusia memiliki kebutuhan mendasar atau hasrat untuk mencintai dan dicintai. Oleh sebab itu manusia tidak mungkin hidup tanpa cinta. Dan lebih lanjut beliau menegaskan bahwa lawan dari mencintai adalah memanfaatkan. Manusia dalam hubungannya dengan orang lain dapat mengalami yang namanya: mencintai-dicintai-saling mencintai atau memanfaatkan-dimanfaatkan-saling memanfaatkan.


Orang yang memanfaatkan sesamanya berarti memandang sesamanya sebagai ‘objek’. Objek untuk memuaskan keinginan mereka, memuaskan hasrat mereka. Sementara hubungan yang Tuhan kehendaki kita miliki terhadap sesama kita adalah hubungan yang memandang sesama kita sebagai ‘subjek’, dan memperlakukan sesama kita sebagai ‘subjek’ pula, bukan ‘objek’ pemuas keinginan kita.


Yesus juga bersabda: “Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka.” Oleh sebab itu jika kita ingin dicintai orang lain kita harus mencintai orang lain juga. Jika kita memanfaatkan orang lain untuk keuntungan tertentu berarti kita meminta orang lain pula untuk memanfaatkan kita dan tidak memberikan kita cinta yang tulus.


Saya memahami Firman Tuhan: “kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri” karena orang lain adalah ‘aku’ku yang lain. Orang itu adalah ‘aku’ku yang disana.


Santo Petrus dengan tegas mengatakan pentingnya mengasihi sesama: “Tetapi yang terutama: kasihilah sungguh-sungguh seorang akan yang lain, sebab kasih menutupi banyak sekali dosa.”




m0n

JCLU

Friday, August 14, 2009

klik-klik iklan, dapet duit.. mau???

online business.... kecil2an, isenk2, tp dapet nya akan lumayan...


caranya cuma klik2 iklan aja....

1 hari 4 iklan
1 iklan = $0.01
jadi, 1 hari = $0.04
then, 1 bulan = $1.2 <>



kita ga keluar sepeser pun... cuma modal koneksi internet aja sih :)
jadi, cocok banget buat kamu yang tiap hari ato rajin online, sambil check fesbuk, sambil klik2 iklan deh....



setelah mencapai $2, dibayar ke paypal , dari paypal ditransfer ke rekening kamu...



caranya gampang, register dulu ajah di : http://www.neobux.com/?r=m0nJC


bisa sambil baca tutorial ini, karna dibuat khusus buat kamu sambil di praktekin....
cepet, register! tunggu apa lagi....


1. REGISTER PAYPAL DULU.....
tapi sebelumnya, kamu harus punya account paypal dulu...
klik aja, paypal.com
lalu register account paypal, ntar pilih yang 'premier'
isi smua dengan benar....


yang no telpon, isi dengan format: 6221xxxxxxxx


klo ditanya no kartu kredit, di skip ajah.... ga perlu dalam hal ini, karna kan kita yang dibayar.....

kalo ditanya no rekening bank, bisa langsung isi atau skip dulu juga bisa.....

klo gagal atau kesulitan membuat account paypal, bisa YM saya langsung: mondanngar@yahoo.com



2. REGISTER BUX
nah, buat register, harus masuk dari link ini: http://www.neobux.com/?r=m0nJC
langsung klik aja link itu ato copas ato klik kanan, lalu pilih new tab/new window

nah, register lagi, isi bagian paypal email dengan email yang kamu pake pas register paypal tadi....

isi caphta dgn 5 huruf sesuai gambar....

klo gagal, coba lagi, sampai berhasil....


3. JUST CLICKING
nah, setelah semua selesai, kerjaan kamu tinggal nge-klik2 iklan aja deh...
setiap hari pasti ada 4 iklan yang bisa di klik, kadang ada 5 iklan malah....


untuk liat iklan nya, klik VIEW ADVERTISEMENT di kanan atas
nah, muncul 4 link iklan....
klik nya harus satu-satu...
jadi klik 1 iklan, lalu klik tombol merah nya, lalu akan muncul iklan di tab/window baru, kamu harus TUNGGU... sampai loading nya penuh
, baru boleh close tab/window itu, dan silahkan lanjutkan dengan iklan berikutnya dengan cara yang sama... mudah bukan???




4. WELCOME TO ONLINE BUSINESS
ya, ini masi awal, jadi masi kecil nilainya,
untuk memperoleh uang dengan online business seperti ini, memang sangat GAMPANG, tapi butuh KESABARAN BESAAAAARRR!!!!



5. WANNA GET SERIOUS???
pengen earn lebih banyak, cara nya bisa dengan mencari referal ato downline, kita mendapat 50% dari klik-an si referal.



Dalam program ini, ada 2 macam referal:
satu, direct referal, yang kamu cari sendiri dan register di link kamu
dua, rent referal, buat kamu yg males nyari orang, ga usah kawatir, referal nya bisa di sewa, tapi ya itu, namanya juga sewa, jadi harus bayar, tapi harga yang kita bayar untuk sewa referal ga ada apa2 nya dibanding pendapatan yang kita terima dari referal itu...


mudah bukan?
slamat berjuang...!!!
for more info, feel FREE to contact me: mondanngar@yahoo.com


m0n
JCLU

Wednesday, July 22, 2009

Mengenal Kehendak Allah

Dalam menjalani hidup sebagai seorang Kristiani, kita dituntun untuk tidak lagi hidup dari diri kita sendiri, melainkan mulai hidup sesuai dengan rencana dan kehendak Allah. Khususnya, yang telah mengalami pencurahan Roh, hidup tidak lagi melulu pada diri sendiri, melainkan sesuai kata-kata rasul Paulus,

“Namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku.”
(Galatia 2:20).

Ketika kita diajak untuk hidup sesuai dengan kehendak Tuhan, sering kali, pertanyaan yang muncul adalah: apa sih kehendak Tuhan dalam hidup ku? Bahkan kita sering tidak tahu apa yang menjadi kehendak Tuhan, bagaimana mungkin kita berjalan dalam kehendak Tuhan tersebut.

Apalagi, dalam hidup ini penuh dengan pilihan. Menurut riset yang pernah dilakukan, dalam sehari, seorang dapat menghadapi ratusan bahkan ribuan pilihan dalam hidupnya, mulai dari pilihan kecil sampai suatu pilihan atau keputusan besar yang akan sangat mempengaruhi hidupnya.

Lalu bagaimanakah kita dapat mengetahui kehendak Allah dalam hidup kita? Dalam pengalaman hidup keseharian saya, melalui suatu proses yang cukup panjang, saya akhirnya berhasil menguraikan dalam kata-kata, bagaimana cara kita belajar mengenal kehendak Allah dalam hidup ini. Untuk membantu pembaca dalam memahami apa yang saya pahami tentang kehendak Allah ini, saya sembari menceritakan pengalaman saya tersebut.


Study...

Salah satu keputusan besar yang umumnya orang alami saat masa mudanya adalah menentukan study. Pada umumnya, anak kelas 2 smp belumlah memikirkan rencana study mendatang, lanjut ke SMA mana pun, mungkin belum terpikir olehnya. Namun, saya,yang bersekolah di SMP Budi Mulia mangga besar, memiliki pandangan jauh ke depan akan masa depan saya. Saya berencana akan melanjutkan ke SMA Santa Ursula, lalu melanjutkan kuliah ke NTU (Nanyang Technological University) Singapore. Itulah rencana awal saya yang entah datang darimana. Saya memilih masuk ke SMA Santa Ursula yang merupakan salah satu sekolah favorit di Jakarta, dengan tujuan khusus: sebagai batu loncatan untuk NTU itu. Karena menurut saya, salah satu jalan untuk ke NTU adalah dengan bersekolah di SMA yang punya nama. Saya memilih ke NTU karena tentu saja kualitas baiknya dan beasiswa yang ditawarkan.

Akhirnya Tuhan melabuhkan saya di SMA Santa Ursula. Singkat cerita, memang dari tahun ke tahun, cukup banyak anak yang tertarik untuk melanjutkan ke NTU, dan beberapa diterima. Kelas tiga SMA pun tiba, setiap siswi harus mulai menentukan pilihan, begitu pula saya. Saya masih saja tertarik untuk NTU Singapore, karena beasiswa tersebut dan kualitas hidup yang lebih baik di Singapore dan beberapa alasan kecil lain. Jika ditanya, adakah pilihan universitas dalam negeri? Saya menjawab, mungkin binus kali. Karena universitas Bina Nusantara memiliki kualitas yang terbaik dalam jurusan Teknik informatika atau IT, dan biayanya memungkinkan bagi orangtua saya. Namun, biasa saya melanjutkan, tapi kalau ke binus, dari BM (Budi Mulia) juga bisa, tak perlu susah-susah ke SMA Santa Ursula.

Ditengah-tengah jalan dalam memilih, saya mulai merasakan keraguan, karena prestasi saya selama SMA tidaklah cemerlang, mempertahankan nilai 8 saja sangat sulit. Tidak ada lagi peringkat yang saya dapat seperti saat SMP. Namun, entah mengapa saya merasa bahwa saya bisa ke NTU karena saya meminta kepada Tuhan dan Tuhan pasti akan member yang tebaik untuk saya, dan saya pikir saat itu, NTU lah yang terbaik dalam hidup saya menurut pandangan saya pribadi.


Perjuangan terberat dalam hidup...

Nah, untuk bisa diterima di NTU dan mendapat beasiswa bukanlah sesuatu yang mudah, tidak bisa coba-coba, karena test masuknya terkenal sangat sulit. Oleh karena itu, saya mengikuti bimbingan les A-level, yaitu kurikulum Singapore, yang merupakan bahan test masuk dan merupakan bahan kuliah. Pelajaran sekolah saja sudah menumpuk, ditambah lagi harus les A-level yang sangat sangat sulit. Saya les setiap hari minggu, saya tidak bisa lagi menghadiri Misa minggu pagi, tetapi bisa diganti Misa minggu sore. Saya tidak bisa lagi mengikuti Doa Syafaat team PD setiap minggu pagi, oleh karena itu, saya sempat vakum dalam team PD selama setengah tahun. Ikut PD pun hanya datang lalu bergegas pulang untuk mempersiapkan pelajaran sekolah esok. Sampai menjelang test masuk di bulan Februari, les intensif mulai diadakan. Pagi hari sekolah jam 7, berangkat dari rumah jam 6.30. pulang sekolah pukul 13.30 kadang jam 15.30, lalu bergegas nebeng mobil teman pergi ke kelapa gading untuk les A-level pukul 17.00. Les berakhir sekitar pukul 21.00, sampai di rumah pukul 22.00. Belum mempersiapkan untuk sekolah hari esok, belum buat pr, apalagi kalau ada ulangan. Saat disekolah, saya tidak lagi mendengarkan guru mengajar, tetapi kami, yang les A-level itu, mulai mengerjakan soal matematika, fisika A-level, dan saat menjelang test, kami bolos. Sebenarnya kepala sekolah tahu kalau kami bolos, ini sudah menjadi agenda setiap tahun murid-murid yang akan test universitas. Bohong dan bolos menambah beban saya, sungguh, begitu berat dan bingung dalam merencanakan hari untuk bolos. (kami bolos untuk pergi ke tempat les) Menceritakan ini saja rasanya berat, apalagi mengingat dulu saya pernah mengalami hal seperti itu. Hubungan pribadi dengan Tuhan sempat melonggar.

Ada masa keraguan sebelum mengikuti bimbingan belajar ini, saya bertanya kepada Tuhan, apakah Tuhan sungguh-sungguh ingin saya pergi ke NTU, haruskah saya ikut les A-level itu (dengan mengetahui resiko waktu yang tersita dan hubungan dengan Tuhan yang akan melonggar)? Saya terus memberi deadline kepada Tuhan untuk menjawab dan memberi tanda. Namun, tanda itu tak kunjung muncul. Teman saya terus bertanya, jadi ga ikut les A-level? Saya terdesak. Saya sendiri yang mengajaknya, masi merasa ragu. Saya harus segera menentukan arah langkah saya. Saya sudah mengangkat kaki saya, namun secara batiniah, saya masi bingung, harus diletakkan ke kanan atau ke kiri. Tekanan dari dari diri sendiri, mengingat keinginan ini sudah merupakan keinginan sejak 2 SMP dan setelah menimbang-nimbang, sepertinya inilah yang terbaik, saya putuskan saja untuk melangkahkan kaki saya ke satu arah yang saya sendiri tidak tahu apakah itu berkenan pada Tuhan atau tidak. Akhirnya saya berkata, “ya, saya ambil jalan ini, saya ikut les A-level, saya benar-benar berjuang ke NTU”, dan saya memaksa Tuhan, “Lord, bless my way.” Saya bahkan seperti memberitahu semua orang bahwa saya akan melanjutkan kuliah ke Singapore. Begitu yakinnya saya.

Kadang saya merasa benar bahwa ini adalah jalan yang Tuhan juga rencanakan dalam hidup saya, saya terkadang merasa begitu percaya diri. Namun, melihat kenyataan bahwa saya tidak bisa mengerjakan soal-soal yang teman-teman dapat dengan mudah menjawab, pikiran keraguan itu mulai muncul. Saya berusaha percaya akan kuasa Tuhan yang membuat yang mustahil menjadi mungkin, namun saya kembali kepada ratio yang menunjukkan tanda-tanda nyata bahwa kemampuan saya untuk bersaing tidaklah mampu. Segala upaya, tenaga, dan bahkan uang pun telah dikeluarkan, les A-level ini tidak murah, 8.5 juta dikeluarkan, sampai periode test, saya sempat les sekitar 6 bulan. 8.5 juta merupakan nilai yang besar dan sulit dicari oleh orang tua saya. Mereka sudah melemparkan kepecayaan mereka pada saya untuk menjalani ini tentu dengan mengetahui resiko, uang yang terbuang begitu saja, ongkos bensin ke tempat les yang lumayan jauh dari rumah, keberadaan saya yang semakin jarang di rumah. Pada akhirnya ini menjadi beban bagi saya.

Isi doa-doa saya pun berubah total, NTU, NTU, NTU, rasanya selalu terdapat kata ini. Terkadang, dalam keraguan dan keputus asaan, saya berkata pada Tuhan, “Walaupun bila ini bukan jalanMu, Tuhan, tapi Tuhan, mampukan saya menjalani ini, untuk berjuang sampai titik penghabisan. Aku tahu bahwa dalam hidup ini, semua akan terjadi sesuai rencanaMu dan hanya rencanaMu lah yang terbaik. Walau tidak diterima di NTU, saya tetap percaya bahwa itu yang terbaik dalam hidupku, tapi kalau bisa, NTU ya Tuhan.” Walau saya akhirnya sudah menjejakan langkah di satu jalan, saya sadar bahwa saya belum dapat jawaban dari Tuhan apakah ini jalannya? Dan saya pada akhirnya berusaha terbuka dan pasrah pada Tuhan jika saya harus pindah jalan, dan tidak lagi memikirkan beban yang muncul dari orang tua, dari teman-teman yang bertanya, “mau kuliah kemana?”, dan teman-teman komunitas PD yang mendukung dan mendoakan saya dan orang-orang yang mengetahui bahwa saya berencana akan ke Singapore. Mama saya sering membuat saya kesal dengan berkata, “Jangan kasih tahu orang-orang, ntar kalau tidak diterima, malu.”, bagi saya yang saat itu yakin, saya kesal dengan mama saya yang berkata demikian, ia tidak berani mengambil keputusan besar dan saya merasa ia tidak yakin dan tidak mendukung saya.


Finally...

Test pun saya jalani, menurut saya, saya bisa mengerjakan test itu. Test dilakukan pada bulan Februari dan awal bulan April pengumumannya. Alhasil, saya mendapat email penolakan dari NTU. Ada beberapa teman yang banding, namun saya tidak mau. Saya sudah cape. Saya tahu ini bukan jalan saya. Pada akhirnya saya dapat mengetahui kehendak Tuhan, yaitu dengan berani melangkahkan kaki, berani mencoba pilihan yang ada. Oh, sungguh pilihan yang sangat sangat beresiko. Saya membuang 8.5 juta, membuang waktu, tenaga, dan saya juga merugi karena jika saya ikut test untuk Binus sejak awal tahun, mungkin saya dapat berhemat lebih sekitar 10 jutaan karena bisa mendapat PMDK dari binus dari harga yang saya bayar untuk masuk ke Binus sekarang.


Luka Batin...

Banyak teman merasa sangat sedih, menyesal ikut berjuang untuk NTU. Saya menyadari akan sangat banyak anak sekolah yang luka batin karena ditolak universitas. Namun saya tidak demikian. Mungkin pada awalnya saja agak merasa sedih. Saya berani berkata bahwa saya tidak demikian karena sejak awal saya sungguh percaya akan Tuhan yang juga turut bekerja dalam pilihan saya ini. Saya dapat masuk sekolah dengan muka ceria, tidak menunjukkan kesedihan dan dengan berani menjawab pertanyaan-pertanyaan teman yang bertanya, “Mon, lo dapet NTU?”. Mungkin bagi mereka akan menyakiti hati saya, namun saya tidak merasa demikian. Dan beberapa teman yang berhasil ke NTU itu juga tidak berani mendekati saya mungkin karena takut menyakiti hati saya, tapi tidak. Kesedihan hanya muncul sekitar beberapa hari saja, dan setelah itu untuk mengatakan dan mengungkapkan kata bahwa saya tidak diterima di NTU bukanlah sesuatu yang berat, melainkan saya melihat suatu proses panjang dalam mengenali kehendak Tuhan, proses yang mahal secara financial, dan akhirnya menjadi suatu pengalaman yang dapat saya bagikan dengan saudara-saudari.

Mungkin anda akan merasa sedikit kebingungan membaca pengalaman saya, kadang saya merasa yakin, kadang merasa ragu dan putus asa. Ya, itu lah gambaran perasaan campur aduk yang saya alami, dan bahkan sulit untuk saya tuang dalam kata-kata. Dan ini yang juga biasa kita rasakan dalam membuat suatu keputusan besar, dalam mengetahui kehendak Allah, apakah ini sesuai rencana Tuhan atau tidak? Bagaimana kalau bukan? Lalu apakah tanda bahwa ini memang kehendak Tuhan? Ya, untuk itulah kita harus tetap berpegang pada Tuhan. Saya tidak membiarkan hal ini mengores batin dan melukai saya.


Langkah-langkah mengenali kehendak Tuhan:

Yang saya lakukan dalam mengenali kehendak Tuhan hanyalah 2 langkah, yaitu pertama-tama memiliki dasar iman bahwa Tuhan dan hanya Tuhan lah yang memiliki kehendak terbaik dalam hidup kita, walaupun tidak sesuai dengan apa yang kita pikirkan (bdk, Roma 8:28), kedua, adalah berani melangkah dalam iman. Sebab tidak ada satu pilihan yang kita tahu kebenarannya jika kita tidak mencobanya dahulu.


“dan kugapai indah hidupku, bersamaMu Tuhan, kekuatan hidupku” lyrics Ku Kan Terbang by UX band

Akhirnya, saya sekarang sudah pasti akan melanjutkan kuliah di universitas Bina Nusantara jurusan IT (Teknik Informatika), dan saya tidak menyesal masuk SMA Santa Ursula karena Tuhan bekerja dan membimbing saya secara luar biasa dalam sekolah itu. Dan saya melihat dan menyadari bahwa masih banyak yang harus saya lakukan di Jakarta, di pademangan, di PDKM St. Alfonsus (komunitas saya), di keluarga saya dan kehidupan kuliah saya yang terlihat akan sangat menyenangkan di Bina Nusantara.

Satu lagi, saya bersyukur kepada Tuhan karena sibuk test NTU itu, saya akhirnya baru mendaftar di Binus pada gelombang empat, sehingga untuk POM atau ospek, saya mendapat gelombang dua. Mengapa? Sebab jika saya ikut PMDK dan mendaftar sejak gelombang 1 atau 2, kemungkinan saya mendapat POM atau ospek pada gelombang satu atau sekitar bulan juli ini, yang menurut jadwal, bertabrakan dengan jadwal Retret SHDR yang di adakan PD St. Alfonsus kemarin.


Thanks to the Lord, for His Kindness and His great plan in my life. Totus tuus.


m0n

JCLU