Pages

This blog has been moved to www.m0njc.wordpress.com

Saturday, February 2, 2008

Pope Ben XVI

Paus Benediktus XVI
ringkasan pljran b.i. waktu kelas atu...


Pada tanggal 19 April 2005, umat Katolik memiliki pemimpin gerejanya yang baru setelah Paus Yohanes Paulus II meninggal pada tanggal 2 April 2005. Beliau adalah Paus ke-265, dan Paus yang ke delapan yang berasal dari Jerman dan juga Paus tertua yang pernah terpilih, yaitu pada usia 78 tahun.

Beliau dilahirkan pada tanggal 16 April 1927 di Maktl am Inn, Bayern, Jerman. Dilahirkan dengan nama Joseph Alois Ratzinger oleh pasangan Katolik yang saleh. Ayahnya, Joseph Ratzinger adalah seorang polisi Negara yang anti Nazi dan Ibunya, Maria Riger. Beliau adalah anak bungsu dari tiga bersaudara. Dengan seorang kakak laki-laki, Georg Ratzinger dan seorang kakak perempuan, Maria Ratzinger. Beliau lahir pada hari Jumat Agung dan keesokkan harinya dibaptis, yaitu pada Malam Paskah. Beliau amat mensyukuri hal tersebut.

Pada masa itu Nazi yang berusaha menguasai semua orang Katolik, oleh sebab itu keluarga Ratzinger hidup berpindah-pindah. Dari Auschau am Inn, di kaki pegunungan Alpen dari tahun 1932 sampai 1937, lalu pindah ke Hufschlag, di pinggiran kota Traunstein, Jerman. Bapa Suci Paus Benediktus XVI ini menguasai sepuluh bahasa. Ia adalah seorang pianis ulung, khusunya dalam karya-karya Mozart dan Beethoven.
Sejak kecil, cita-cita Joseph Ratzinger hanyalah menjadi seorang imam dan bahkan menjadi seorang uskup. Oleh sebab itu, pada tahun 1939, Joseph masuk ke seminari di Traunstein. Tetapi ketika Ia berusia 14 tahun, sesuai ketentuan wajib militer, ia bergabung dengan Pemuda Hitler. Tetapi Joseph dan teman-teman seminari lainnya sama sekali tidak tertarik dan sering melarikan diri dari pertemuan-pertemuan Nazi.

Bahaya maut mengancamnya pada hari menjelang kekalahan Jerman. Ia memberanikan diri mengambil kesempatan dalam kekacauan perang untuk pulang ke rumah. Ia mempertaruhkan nyawanya untuk menghindari tembakan dan serangan tentara di setiap persimpangan jalan. Ia berhasil pulang ke rumah, namun diikuti oleh 2 perwira Nazi. Namun oleh perlindungan Allah Bapa yang Mahabaik, ia berhasil lolos. Kedua perwira Nazi itu hilang begitu saja. Sementara, banyak temannya yang tertangkap dan mati digantung. Pada akhirnya, ia pulang.

Lalu pada bulan Januari 1949, bersama dengan kakaknya, Joseph kembali melanjutkan pendidikan seminarinya di keuskupan Munich. Wajib militer dan peperangan membuat mereka harus mengejar ketertinggalan mereka yang bertahun-tahun tertinggal. Mereka bertujuan untuk melayani Kristus dalam gereja untuk membangun dunia yang lebih baik.

Dengan penuh iman Bapa Suci berkata, “Tak seorang pun dari antara kami yang ragu bahwa Gereja merupakan pilihan yang tepat bagi kami. Kendati kelemahan-kelemahan manusiawi, Gereja tetap bertahan dalam menghadapi serangan gencaran Nazi. Di tengah neraka yang melahap segala kekuatan lain dalam masyarakat, Gereja tetap kokoh dengan kekuatan lain dalam masyarakat, gereja tetap kokoh dengan kekuatan yang bukan dari dunia ini. Janji Kristus telah digenapi: alam maut tak akan menguasainya. Kami tahu seperti apa alam maut itu. Kami telah melihatnya dengan mata kami sendiri. Tetapi kami melihat juga rumah yang tetap kokoh berdiri, sebab dibangun di atas batu karang.”
Pada tanggal 29 Juni 1951, Georg dan Joseph Ratzinger ditahbiskan menjadi imam di Katedral Freising. Pastor Ratzinger mulai mengajar, dan belajar filsfat dan teologi. Empat tahun kemudian, ia menjadi dosen dan mengajar di Sekolah Tinggi Filsafat dan Teologi di Freising lalu pindah ke Bonn, Munster, Tubinga dari tahun 1953 sampai dengan 1969. Kemudian, Pastor Ratzinger menjadi professor teologi dogmatik dan sejarah dogma serta Wakil Rektor di Universitas Regensburg.

Pada usia 35 tahun, beliau menjadi penasihat ahli teologi dalam Konsili Vatikan II. Beliau mengarang banyak buku, karya terbaiknya adalah “Pengantar Agama Kristen” yang berisi kumpulan pelajaran kuliah tentang pengakuan iman apostolik, serta karya ”Dogma dan Wahyu”, kumpulan khotbah dan renungan.

Pada tanggal 27 Mei 1977, beliau ditahbiskan sebagai Uskup Agung Munich dan Freising. Lalu pada tanggal 27 Juni, Paus Paulus, mengangkatnya sebagai Kardinal. Pada tanggal 25 November 1981, Paus Yohanes Paulus II mengangkatnya sebagai Prefek Kongregrasi untuk ajaran iman serta sebagai Presiden Komisi Kitab Suci dan Komisi Teologi Internasional Kepausan.

Pada tanggal 6 November 1998, Kardinal Ratzinger dipilih sebagai Sub-dekan Dewan Kardinal dan pada tanggal 30 November 2002, Paus Yohanes Paulus II mengesahkan pemilihannya sebagai Dekan Dewan Kardinal. Beliau juga adalah Presiden Komisi bagi Persiapan Katekismus Gereja Katolik.

Dengan beberapa peranan penting diatas, dapat kita simpulkan bahwa Kardinal Ratzinger adalah seorang yang paling berpengaruh dan dihormati di Vatikan sebelum menjadi Paus akhirnya. Beliau adalah tangan kanan Paus Yohanes Paulus II dan memimpin pemakaman Paus Yohanes Paulus II pada tanggal 8 April 2005.

Padahal berulangkali beliau sempat ingin mengundurkan diri ke suatu desa di Bavaria dan menghabiskan sisa hidupnya dengan menulis. Namun demikian, beliau juga berkata bahwa beliau siap menerima segala beban tanggung jawab yang diletakkan Tuhan diatas bahunya.

Setelah Bapa Suci Yohanes Paulus II wafat, diadakan pemilihan Paus baru. Pemilihan Joseph Ratzinger sebagai Paus baru sudah dapat ditebak oleh para pejabat Vatikan. Pemilihan Paus baru (konklaf) tersebut dilakukan dengan mengumpulkan 115 Kardinal. Dibuka dengan Misa Kudus dan renungan. Pada siang hari, mereka berkumpul di Kapel Pauline, berdoa memohon bimbingan Roh Kudus, lalu pergi menuju Kapel Sistina untuk melaksanakan pemungutan suara.

Pemungutan pada pagi hari dan siang hari. Selama pemilihan, para Kardinal yang memilih dibiarkan sendiri. Untuk mendapatkan seorang Paus baru, harus mencapai 2/3 dari seluruh perolehan suara. Kertas suara dikumpulkan di atas altar di Kapel Sistina di dalam suatu wadah tertutup. Sebelum memasukkan kertas, dihadapan altar, Kardinal mengucapkan sumpah.

Setelah semua kertas suara terkumpul, wadah dikocok, kemudian dihitung sesuai jumlah semula. Kertas suara dibacakan oleh Kardinal yang ditetapkan untuk memantau jalannya pemungutan suara. Dengan tiga orang saksi, kertas suara yang sudah dibaca dijalin dalam satu benang menjadi suatu rangkaian.

Setelah suara dijumlahkan, pemeriksaan ulang dilakukan. Jika terjadi kecacatan pada surat suara selama pemungutan suara ini, semua dokumen pemungutan suara dibakar dan dilakukan pemungutan suara ulang setelah doa dan renungan selama satu hari. Setelah Paus baru terpilih secara sah, semua kertas suara dibakar. Pemilihan Paus ke-265 ini hanya dilakukan satu kali pemungutan suara, lalu diumumkan Paus baru tersebut kepada umat.

Ribuan orang menunggu pengumuman terpilihnya Paus baru, yang biasanya ditunjukkan dengan asap putih yang membumbung di udara dari cerobong asap Gereja Santo Petrus. Tak lama, Kardinal Medina keluar dan mengumumkan Paus baru telah terpilih, yaitu Kardinal Joseph Ratzinger dengan nama Benediktus XVI. Pelataran Basilika Santo Petrus gaduh dan tepuk tangan beserta bendera hitam-merah-kuning yang berkibar diantara umat. Acara dilanjutkan dengan sambutan dari Paus Benediktus XVI dan pengucapan berkat.

Pada tanggal 24 April 2005, umat kembali berkumpul untuk menghadiri Perayaan Ekaristi perdana Bapa Suci Benediktus XVI serta penyematan pallium penggembalaan, yang bermakna tanggung jawab penggembalaan dan cincin, melambangkan penjala manusia demi keselamatan.

Seperti yang kita ketahui, setiap Paus memiliki nama resmi tersendiri dan bebas memilih sendiri. Paus ke 265 umat Katolik memilih nama Benediktus XVI. Beliau memilih Santo Benediktus sebagai pelindungnya dengan beberapa alasan yang cukup menarik, logis, dan memiliki tujuan khusus.

Paus Benediktus sebelumnya, Paus Benediktus XV adalah seorang Paus yang dikenal melakukan banyak hal untuk perdamaian dunia. Pada zaman sekarang ini, perdamaian dunia-lah yang sedang gencar-gencarnya dipertahankan dan dikembangkan oleh pemimpin-pemimpin negara, maupun agama di dunia.

Ada pula yang mengatakan Paus Benediktus XVI memilih nama ini karena Santo Benediktus adalah Santo pelindung Eropa dan mendirikan Ordo Benediktin dan dihormati oleh umat Katolik karena melestarikan peradaban Kristiani dalam abad pertengahan. Agar Eropa tidak kehilangan warisan Kristiani mereka.

Melihat Paus Benediktus XV yang masa jabatannya singkat, Bapa Suci sadar betul bahwa masa pontifikatnya tidak akan berlangsung lama, mengingat usia dan kesehatannya, ia sempat mengalami pendarahan otak pada tahun 1991. Sementara itu banyak yang masih harus dilakukan.

Bapa Suci Benediktus XVI adalah orang yang terkenal dengan pemikiran konservatif dan dogmatis. Berbagai rumor sempat terdengar. Beberapa orang kurang setuju atas pemilihan beliau sebagai Paus. Bapa Suci yang sebelumnya hanya bekerja dibalik layar, sekarang harus berhadapan langsung dengan realitas dan permasalahan umat yang beragam di dunia. Namun, para Kardinal yang dulu memilih beliau tentu sudah tahu benar bagaimana jalan pemikiran dan pandangan Bapa Suci, yang konsevatif dan dogmatis itu.

Kepemimpinan Paus Benediktus XVI ini, tentu tak lepas dari beberapa tantangan. Bapa Suci yang berpandangan konsevatif harus menghadapi kenyataan, bahwa Gereja Katolik sudah menjadi sekular dan liberal. Paus Benediktus juga dihadapkan dengan masalah homoseksualitas, skandal seks, AIDS, aborsi, politik, dan pengeksploitasian terhadap binatang.

Berbagai kontroversi sebelum menjadi Paus pernah ia lakukan, yaitu penerbitan deklarsi Dominus Iesus yang menghebohkan, yang menolak paham pluralisme agama dan menegaskan bahwa Yesus Kristus adalah satu-satunya jalan keselamatan, lalu penolakkan pemberian komuni kudus kepada beberapa politikus Amerika Serikat yang dianggap bekerja sama dengan kejahatan, serta pertentangan terhadap komunisme dan sikap tidak menghormati Gereja Anglikan, Lutheran, dan Protestan.

Beliau di tahun 1960-an, dikenal sebagai teolog yang liberal. Tetapi marxisme yang berkembang pesat pada zaman itu dan banyaknya umat yang keluar dari ajaran Gereja Katolik, mengubahnya menjadi teolog yang konservatif.

Akan tetapi, konservatisme yang dimiliki oleh Paus Benediktus XVI, adalah suatu pernyataan dan peneguhan iman di tengah dunia yang diserang oleh ateisme, sekularisme, dan relativisme. Dibawah penggembalaan Paus yang murah senyum ini, Gereja Katolik diajak untuk mencari kembali asal ajaran dan tradisinya. Paus sendiri belakangan sering melakukan dialog antar agama-agama lain.

Terdapat beberapa perbedaan dalam kepemimpinan dibandingkan dengan Paus sebelumnya. Bapa Suci Yohanes Paulus II adalah seorang filsuf yang mudah berspekulasi, tetapi Bapa Suci Benediktus XVI adalah teolog yang dengan keras kepala membela ajaran-ajaran dan penghayatan iman. Namun keduanya tak jauh berbeda. Tentu saja, ia sudah menjadi tangan kanannya selama 23 tahun dengan kesamaan tugas dan permasalahan yang dihadapi.

Dibawah pimpinan nahkoda baru, hendak dibawa kemanakah bahtera Gereja katolik ini? Bagaimana Paus Benediktus XVI akan mengembangkan keyakinan Gereja Katolik dan membuat dunia yang lebih baik, masih harus dibuktikan. Masih banyak yang harus ia lakukan untuk menggembalakan umatnya untuk mendekat kepada Tuhan sebagai wakil Kristus.



untuk Pope JP2 menyusul beberapa bulan atau tahun lagi...
JCLU

0 comments: