Pages

This blog has been moved to www.m0njc.wordpress.com

Thursday, January 14, 2010

Sukacita Ketika Aku Dirugikan

Sukacita Ketika Aku Dirugikan


Mungkin karena latar belakang mereka yang bekerja sebagai pedagang dan juga keturunan cina dari daerah atau kota kecil di Indonesia ini, mereka jadi begitu. Rasanya kalau tidak memberikan suatu keuntungan, maka aktivitas itu sebaiknya dihentikan.


Masa ada orang tua yang bukannya bangga anaknya bantu orang, tapi malah ngomel!” begitu seruku. Agak menyakitkan hari ini. Seorang teman gereja meminta bantuanku untuk ngeprint dekat kampus. Karena jadwal kuliah yang mepet, aku ngeprint nya sehabis semua kelas. Kelas terakhir sendiri bubarnya telat. Untung aku sempet sms papa agar menjemput setengah jam lebih telat.

Setelah berjalan tak begitu jauh dari kampus, aku tiba di tempat ngeprint. “Kenapa semua percetakan kerjanya lelet-lelet!” GRAOR. Belum mulai ngeprint aja rasanya sudah sangat-sangat membuang-buang waktu. Sewaktu mulai cetak, terjadi kesalahan-kesalahan . “Pegawai nya baru ya? Ga ngerti pake potosop ya? Duh, nCi nya malah leha-leha, lelet buanget!!!” Emosi semakin muncul melihat cara kerja mereka yang berlelet-lelet ria dan tidak bisa memakai waktu dengan efektif. “Orang lelet tidak akan pernah sukses!” begitu kamus hidupku. Nyatanya usaha mereka cukup lancar. Banyak orang ngeprint disitu. Weks!

Tetapi aku sudah bilang akan membantu temanku ini. Ia ingin ngeprint untuk buat portfolio. Sesuatu yang aku tahu, ini cukup penting dan berharga untuk kerja. Maka aku coba menenangkan hatiku, lagipula papa belum datang menjemput. Akhirnya ngeprintpun mulai jalan. Sedikit-sedikit. Aku tahu, tidak boleh ada kesalahan dalam ngeprint ini. Portfolio gitu lho. Aku teringat dengan firman Tuhan: kasihilah sesamamu seperti mengasihi dirimu sendiri. Aku menganggap seperti mengerjakan portfolioku sendiri. I know, it must be perfect. Maka aku berdiri selama kira-kira 1-2 jam itu, dan bolak-balik ngecekin juga apa yang mereka klik di komputer.

Setelah ini, masih harus menjilid spiral untuk portfolio ini. Tempat nya berbeda lagi, harus jalan lagi. Aku mulai berpikir untuk tidak membantunya menjilid mengingat mungkin kalau menjilid saja dekat rumah juga ada. Tapi kan udah bilang begitu, ga enak juga dalam hati. Aku sudah bolak-balik ingin mengetik sms menanyakan sesuatu tentang jilid,berharap ia bilang: ga usah jilid deh. Tapi aku ga bisa mengetik sms apapun. Tetapi , dalam hati terus ada pemberontakan, udahlah biar dia sendiri aja, kamu kerajinan, kamu terlalu baik, kamu udah kayak dibegoin. Tapi Firman Tuhan harus diatas segalanya dan menjadi pusat terus mengingatkan. Ingat, mon, kasihilah sesamamu seperti mengasihi dirimu sendiri.

Baru jalan beberapa halaman, papa datang menjemput. Bahkan papa datang terlambat setengah jam, aku masih belum selesai. Ia terpaksa ikut menunggu. Aku ga bisa ngomong apa-apa, aku harus menunggu ngeprint itu, maka terpaksa papa ikut menunggu. Aku hanya berdoa agar ia tidak marah. Dan satu jam sepuluh menit berikutnya, barulah selesai mengeprint 20 lembar portfolio bolak-balik yang aku teliti proses cetaknya agar tidak salah.

Setelah keluar, papa baru nanya, “ngeprint apa sih?” Aku jawab, “itu punya temen, nitip ngeprint.” Papa mulai cuap-cuap, memprotes kebaikan ku yang telah membantu teman itu. Aku Cuma bisa jawab, “ya diakan minta bantuan, trus gimana donk? Masa nolak?” Yahaha. Papa malah marah beneran. Intinya papa bilang kalau bantuin sih ga papa, tapi soal waktu yang terbuang sia-sia. Aku diam.

Lalu kita pergi menjilid yang kira-kira hanya 5 menit. Lalu pulang ke rumah jem 3. Seharusnya jam 1.15 sudah bisa pulang. Sepanjang perjalanan pulang, aku hanya bisa terus mengingat-ingat FirmanNya, “kasihilah sesamamu seperti mengasihi dirimu sendiri.” I will do my best for my work so do I work to help my friend. “Begini ya Tuhan artinya mengasihi sesama seperti diri sendiri.” Memang tidak mudah, makanya Tuhan ingatkan kita. Ya setidaknya hari ini aku sudah melaksanakan Firman Tuhan deh. Aku juga berdoa agar papa ngak lapor ke mama, kalau tidak masalah bisa makin fatal.

Aku merenung, di sepanjang jalan, dibalik helm yang rasanya begitu nyaman menikmati renunganku seorang diri. Aku membantu teman, tapi kok orang tua ku malah ngomel sih? Bukannya mereka harus bangga kalau aku bisa bantu orang? Memang aku begitu egois. Apakah hal ini mungkin dikarenakan didikan orang tuaku yang membuat aku egois? Mungkin karena mereka pedagang yang selalu mencari keuntungan. (bukan berarti pedagang itu egois ya.)

Aku mengingat-ingat semua yang pernah aku lakukan menyangkut mencari keuntungan. Seperti nya selama ini semua yang pernah mereka ajarkan bagiku adalah hal-hal yang pasti harus mendatangkan keuntungan bagiku. Aku ingat ketika aku masih SD, aku sudah membantu mama menjual tas sekolah anak-anaknya, hingga setiap anak perempuan berjejer memakai tas yang sama. Aku dapat 5000-10000 atas penjualan tiap tas. Aku juga menawarkan jasa membuat label nama milik pamanku ke teman-teman. Kalau pesen 4, sebenarnya gratis satu. Maka aku disuruh mengumpulkan sebanyak-banyaknya perorangan, lalu aku gabung hingga jadi 4. Bagian yang gratis itulah jatahku.


Aku juga ingat betul percakapan singkat 10 tahun lalu ketika kelas 3 SD. Aku duduk dimeja terdekat meja guru. Aku lupa tepatnya apa yang guru bahasa inggris berambut panjang keriting itu tanyakan padaku. Sepertinya ia bertanya apakah aku ingin punya adik? Tetapi aku menjawab tanpa ragu dan tanpa pikir panjang: aku anak tunggal, aku ga mau punya adik. Dan yang kuingat benar hanyalah kata-katanya ini: “Eh, ga boleh begitu, itu namanya egois.” Rasanya kata-kata itu menancap dalam hatiku.

Tapi sekarang aku yakin, aku sudah berhasil meninggalkan sifat lama itu. Aku suka berbagi ke teman-teman. Aku suka membuat jelly lalu membaginya dikelas sewaktu kelas 1 SMA. Aku juga suka membantu teman-teman yang kurang mengerti pelajaran, walaupun akhirnya aku malah menyesatkan atau nilaiku malah lebih buruk. Aku juga ikut pelayanan dalam gereja dimana aku tidak mendapat keuntungan. Namun, orang tua ku juga mulai protes akan hal ini, buat apa sih ke gereja terus?

Ketika aku ikut pelayan di gereja atau kegiatan apapun dalam gereja. Aku berusaha menonjolkan keuntungan yang aku peroleh: iya ma, ini namanya pengalaman organisasi, nanti pas kerja tuh orang lebih nyari yang punya pengalaman organisasi. Iya ini kan sekalian belajar vocal, belajar music. Iya ini kan aku juga jadi belajar soal ini dan itu. Tak pernah aku bilang: aku mau melayani Tuhan, ma. Aku cuma tidak mau mereka illfeel dengan pelayanan gereja. Mereka mungkin belum mengerti ini.

Mungkin aku berubah seiring berubahnya zaman dan pergaulan disekitarku yang tidak seperti pola pikir atau mindset orang tuaku. Orang-orang disekitarku yang baik-baik dan penuh cinta saling menunjukkan ketidak egoisan mereka. Mereka benar-benar membantu teman seperti adik sendiri. semuanya terkadang membuatku iri karena aku masih belajar menuju seperti mereka dan juga bertanya kenapa aku bisa egois begini ya? I wish I could reset myself. Ke-anak-tunggal- an ku sungguh-sungguh membuat aku begitu individualis.

Tetapi hari ini, aku membantu. Dan lebih daripada itu, aku dirugikan. Aku membuang waktu istirahatku. Dan yang paling parah, aku membuat orang tua ku semakin berpikiran buruk tentang teman-teman gereja ku. Makin banyak orang/teman yang mereka kenal dan mereka blacklist. Yang secara tidak langsung membuat aku semakin terbatas dalam kegiatan gereja dan pelayanan. Papa cuma bilang: lain kali jangan mau titip-titip print lagi! Aku cuma bilang dimulut: iya. Dalam hati: ah, aku harus lebih pintar besok-besok.

Tetapi aku merasa senang hari ini bisa membantu, dan khususnya bisa merasakan, menjalani dan mempelajari Firman Tuhan berikut: kasihilah sesamamu seperti mengasihi dirimu sendiri. Sesama itu adalah ‘aku’ku yang ada disana. Aku senang aku bisa melakukan sesuatu yang baru dan gila hari ini. Bukan lagi seperti prinsip biasa, senang kalau dapat untung. Hari ini aku senang karena aku rugi.

Memang, biasa kita merasa biasa-biasa saja kalau kita tidak rugi dan tidak untung. Kita senang kalau kita dapat untung. Tetapi diatas segalanya, aku senang, aku bangga dengan diriku, yaitu aku bisa merasakan sukacita ketika aku dirugikan. Hm… aneh bukan? Sesuatu yang rasanya tidak akan pernah menjadi filosofi hidup siapapun didunia ini.

Melalui sharing ini, semoga kita juga bisa semakin menjalani hidup dalam Firman Tuhan. Dan menjadikan FirmanNya sebagai basic dan tujuan hidup kita. Aku bersyukur orang tua ku masih seperti itu, sehingga aku bisa merasakan beratnya salib dan susahnya menjalankan Firman Tuhan. Ya, aku belajar dari ini. Dan aku berharap teman ku ini tidak membaca sharing ini, kalaupun ia membaca, aku hanya ingin bilang: “terima kasih teman, kau membuat ku merasa rugi hari ini. Aku bersukacita.”

Ayuks, kembali ke pekerjaan, mencari keuntungan untuk dana hidup!



m0n
JCLU

Sunday, January 3, 2010

Pure Womanhood - Theology of the Body series

Menjadi seorang perempuan bukanlah sesuatu yang kebetulan atau ‘memang dari sananya begitu’. Tetapi terdapat suatu makna yang sangat sangat mendalam menjadi seorang perempuan.

Bukan hanya karena perempuan bisa melahirkan kehidupan baru, bukan hanya kata-kata: “dibalik pria sukses terdapat wanita hebat.” Tidak. Pemahaman keindahan wanita yang demikian masih dalam tingkat “kulit” nya saja.

Pernahkah anda mendengar bahwa ada seorang remaja laki-laki yang kecanduan atau addicted melihat gambar pegunungan, laut, sunset? Saya rasa tidak. Yang ada laki-laki kecanduan dan bahkan memiliki keterikatan melihat gambar tubuh wanita. Mengapa? Memang, tubuh wanita itu indah.

Namun keindahan dan keberhargaan seorang wanita seringkali hanya dilihat dari tubuhnya saja. Padahal dalam daging yang indah itu, juga terdapat yang namanya pribadi. Pribadi seorang wanita, yang seringkali kurang dihargai oleh pria dan bahkan oleh wanita itu sendiri.


You’re so MYSTERYOUS!
Tahukah kamu, hai wanita kalau kita menyimpan misteri dalam diri anda. Sebuah misteri yang tidak dibuat-buat tetapi pada hakekatnya sudah demikian.

Gampangnya begini. Secara anatomi tubuh, alat kelamin pria terletak diluar tubuh dan alat kelamin wanita terletak didalam tubuh, tersembunyi. Sesuatu yang biasanya tersembunyi, pasti sesuatu yang sangat berharga hingga harus disembunyikan. Yes, woman, our body is hiding a mystery and the mystery is you!

Maka bukan lagi menjadi misteri bila kita, wanita, memakai pakaian yang tidak sopan dan memamerkan keindahan tubuh anda. Salah kaprah bila anda berpikir bahwa pakaian yang kita kenakan untuk menutupi aurat-aurat. Wanita memakai pakaian untuk menutupi keindahan tubuhnya. Tetapi bukan berarti keindahan itu disembunyikan terus sehingga tidak bisa dilihat. Misteri keindahan seorang wanita menjadi nampak dalam berpakaian yang sopan.

Bila anda merasa geli jika mendengar kata-kata: berpakaian sopan atau tertutup, saya jelaskan sedikit. Tanpa kita sadari, pakaian yang kita pakai menarik perhatian pria. Dikatakan bahwa, woman is more audible and man is more visual. Laki-laki lebih sering menangkap sesuatu lebih kearah visual. Maka anda memancing ke-nafsu-an pria datang kepada anda. Anda memancing ‘lust’ dari pria, bukan ‘love’ dari pria. Bila anda mencari pria yang anda idam-idamkan menjadi suami atau pasangan anda, mulailah berpakaian sopan hari ini.

Nah, misteri bukan misteri namanya bila tidak dicaritahu, dicari-cari apa yang ada dibalik misteri itu. Menjadi tugas pria untuk membuka tudung dibalik misteri itu.
Keperawanan kita atau virginity merupakan inti dari misteri kita sebagai wanita. Oleh sebab itu, hubungan seksual bukanlah sesuatu mainan atau rekreasi yang dapat kita lakukan sesuka nafsu kita, kapanpun dengan siapapun. Tidak. Misteri keperawanan anda haruslah tetap menjadi misteri, hingga anda menemukan satu pangeran berkuda putihmu yang dengan janji perkawinannya membuka tudung misterimu sebagai wanita. Ingat! Tidak sembarang orang berhasil menemukan harta karun terpendam. Hanya boleh satu orang dan orang itu bukanlah orang biasa-biasa saja.


Myself against my pure womanhood
Mendengar kata: “pure womanhood”, mungkin rasanya menjadi sesuatu yang terlalu prestigious, mungkin terlalu indah, mungkin terlalu sulit atau mungkin agaknya mustahil?

Tuhan menciptakan manusia pria dan wanita. Tuhan memberikan cinta dan Tuhan menciptakan seks. Cinta dan seks itu bukan suatu “kesalahan” yang tidak sengaja Tuhan ciptakan. Love dan sex merupakan kehendak Tuhan. Namun, love dan sex itu menjadi SALAH maknanya bila diartikan dengan menggunakan kacamata kehendak manusia. Love, sex, womanhood, manhood yang Tuhan kehendaki adalah yang murni. PURE.


Berikut saya jabarkan kesulitan dan kemustahilan dan KEBODOHAN wanita karena mereka malah bertindak melawan pure womanhood itu.


I can’t be alone
Menjadi single merupakan hal terburuk dan memalukan yang pernah ada! Begitu pikiran yang ada sekarang ini. Sehingga banyak wanita mempertahankan mati-matian hubungan dengan pacarnya. Atau status ‘in relationship’ ini harus dipertahankan! Walaupun nyatanya pasangan itu tidak lagi harmonis dan bahkan saling melukai. Ini merupakan bukti bahwa anda tidak bebas jika anda berpikir demikian.

Jika anda tidak dengan bebas mencintai pasangan anda, maka anda tidak benar-benar mencintai, tetapi anda diperbudak oleh hormon dan emosi anda sendiri. Akibatnya, anda akan terus menjalani hubungan pacaran yang dangkal dan hidup anda terasa seperti sinetron yang penderitaannya tak kunjung habis.

Menjadi single bukan saja hanya ‘boleh’, tetapi terkadang juga ‘HARUS’. Jika kita ingin mencari cinta, maka kita HARUS terlebih dulu mengenali diri kita sendiri. Siapa diri anda sebenarnya? Apa tujuan hidupmu? Apa yang kamu sukai? Bila tidak demikian, umumnya, wanita mencari jati diri mencari kedewasaannya lewat pria. Sayangnya, terkadang pria itu sendiri juga tidak mengenali diri mereka atau pria itu memandang wanita sebagai barang objek pemuas nafsunya saja atau pria itu belum cukup dewasa.
Menjadi single memiliki makna tersendiri. Kita menjadi pribadi yang bebas. Bebas menentukan arah dan tujuan hidup kita. Menjadi single bukan berarti sendiri atau alone. menjadi single artinya mengambil kesempatan untuk belajar hidup untuk orang lain. Kenyataannya, wanita yang bebas atau independence akan terlihat lebih menarik.


Nobody wants me
Beberapa bulan lalu, disuatu forum terdapat seorang wanita yang mengirim thread: ‘mencari pasangan hidup’. Ia menulis, memperkenalkan diri nya dan menurut saya malah menjadi mempromosikan dirinya. Ia menjelaskan hidupnya. Ia berkata, ia perempuan yang baik, yang cantik, beriman, tetapi di usia kepala tiga ini dia belum pernah berpacaran sekalipun. Ia pun melanjutkan bahwa katanya tidak pernah ada yang suka dengannya, lalu bagaimana ia bisa memulai suatu hubungan apalagi menikah? Padahal ia tidak pilih-pilih. Siapapun yang mau dengannya, ia pasti bersedia.

Lagi-lagi single menjadi masalah, apalagi bila sudah mencapai usia 30an. Bagi wanita ini menjadi masalah besar. Seperti wanita diatas, seringkali karena sudah dekat ‘batas’ waktunya, kita menjadi ‘asal-asalan’ atau ‘apa saja ok lah’ atau dengan kata lain: menurunkan standard kita.

Saya tidak tahu apa yang selanjutnya terjadi pada wanita ini, tetapi ia pasti merasa dirinya yang tidak berharga karena tidak ada yang mau. Akibatnya ia bisa memiliki kecenderungan bunuh diri atau lari kepada obat-obatan terlarang atau free sex jika ia tidak beriman dan setia pada Tuhan. Atau bila ada seseorang yang mau dengannya, apapun motivasinya, entah cinta benaran atau tidak, ia kemungkinan mau begitu saja. Akibatnya hubungan perkawinan yang ia jalani pasti tidak akan harmonis dan malah membuat masalah dalam hidupnya semakin besar.

Orang-orang dalam forum malah menyuruhnya menghapus thread itu karena mengandung sesuatu yang sensitive. Tetapi saya berusaha menghiburnya sedikit. Saya hanya bilang: kalaupun anda memilih, tidak apa-apa kok. Pasangan hidup adalah untuk selamanya, maka wajar bila anda memilih. Terus berdoa dan melihat ke sekeliling anda.

Saya lalu berpikir, wanita yang ingin menikah, misal pada usia 30 tahun, tidak mungkin mencari pria saat itu juga, rasanya memang terlambat sudah. So, sesuatu yang wajib dilakukan para remaja yang ingin menikah untuk berteman sebanyak mungkin, termasuk teman laki-laki. Hingga pada saatnya yang tepat, kita tidak usah panic lagi. Atau pangeran kuda putihmu akan datang dengan sendirinya seiring berjalannya waktu yang kita lalui.

Dan kalau kamu belum pernah berpacaran hingga usia tertentu karena belum menemukan pria sejatimu, kamu tidak boleh berkecil hati, justru kamu harus bangga, bahwa anda dengan setia menunggu the one and true love. Maka terus berdoa dan bekerja!


If I say no, I might lose him
Polling pertanyaan yang paling sering muncul dalam suatu sex talk, adalah bagaimana cara untuk berkata ‘no’ tanpa menyakiti hati pria. Sebenarnya yang wanita hindari bukanlah menyakiti hati pria itu, tetapi wanita takut akan penolakan pria.

Seringkali ada saat dimana wanita merasa terpojok dan harus membuat keputusan yang sulit. Memilih antara mengikuti kehendak pria yang mana ia merasa dimanfaatkan dan dalam hatinya terus berkata tidak, namun jika ia menolak pria itu, ia takut kalau pria yang ia sayangi akan pergi dan tidak lagi mencintainya.

Dan tidak jarang ‘pemanfaatan’ wanita oleh pria berada dalam lingkaran seks dan nafsu. Contoh ekstreem dari apa yang dilakukan pria kepada wanita pekerja seks komersil adalah mereka hanya melihat wanita sebagai ‘barang’ yang indah, tanpa memikirkan pribadi atau personal nya, dan tentu saja menghapus sesuatu yang dianggap pengganggu yaitu virginity.

Mungkin dalam keseharian kita, sering kita menjumpai pasangan yang kurang sehat dalam hubungannya. Terkadang si wanita berpikir bahwa ia sangat mencintai pria itu dan tidak mungkin melepaskannya setelah sejauh ini, tetapi seringkali wanita juga merasa takut bahwa pria hanya menyukai kesenangan yang wanita berikan saja. Dan akhirnya, pasangan itu terus menjalani hubungan yang mana hanya menyenangkan pria saja, tetapi wanita merasa tertekan. Wanita cenderung ikut arus saja dan hanya bisa berharap suatu saat pria berubah.

Tetapi kemurnian atau ‘purity’ tidak akan pernah menghambat suatu hubungan. Jika hubungan pria dan wanita itu didasari oleh nafsu belaka, maka kemurnian atau purity akan mengakhirinya. Tetapi jika relasi itu sungguh didasari oleh cinta yang sejati, maka kemurnian akan menjaga cinta itu.

Dengan menjaga kemurnian dirinya, wanita mengajari pria bagaimana cara memahami dan mengerti bahwa tubuh wanita adalah harta karun yang harus di hargai, bukan sesuatu yang harus ditaklukkan.

Kita harus mulai belajar mengatakan ‘no’ pada hubungan-hubungan yang tidak sehat. Relasi yang sehat adalah relasi yang berpusat pada Tuhan. Mungkin kita tidak akan perlu mengatakan ‘no’ untuk sesuatu yang tidak baik, tetapi pria yang didalam Tuhan itu yang akan membawa engkau kepada kemurnian. Mencari pria yang demikian bukanlah sesuatu yang mustahil, tetapi inilah standard yang benar!


I am dirty
Jika anda merasa ‘I am dirty’ dan pure womanhood menjadi sesuatu yang sudah terbuang dimasa lalu, mari lihat kembali dalam diri anda. Coba lihat kembali apakah yang anda lakukan selama ini membuat anda sungguh-sungguh bahagia? Mari lihat kembali siapa diri anda dan bagaimana nilai awal anda diciptakan. Tuhan menciptakan anda begitu berharga. Ya, memang, kita dengan begitu mudah mengotori diri dengan dosa. Kita menurunkan nilai mahal yang Tuhan telah tulis dalam diri kita.

Bisa dimengerti bila seringkali kejadian menyakitkan dalam hidup kita, membuat kita menjadi ragu akan Tuhan. Dan terkadang kita menyalahkan Tuhan akan semua yang terjadi dalam hidup kita. Terkadang kita takut untuk kembali kepada Tuhan dan merasa malu akan semua yang telah terjadi dalam hidup kita. Tetapi, masih ada yang namanya pengharapan.

Beranilah berharap pada Tuhan. Berharap akan pengampunanNya, berharap akan belas kasihNya. Ia Maha Pengampun dan Ia telah melepaskan segala ke-Allah-an-Nya untuk turun menjadi manusia dan menebus setiap kita dengan Darah-Nya yang tertumpah di kayu salib. Ia tidak hanya menebus jiwamu, Ia juga menebus tubuhmu, keinginanmu, hasratmu, dan segala yang ada dalam dirimu.

Tetapi pengampunan Tuhan bukanlah suatu mainan yang anda pikir bisa anda dapatkan dengan mudah sekarang lalu nanti juga tinggal meminta ampun lagi. Anda sedang mempermainkan Tuhan kalau begitu. Dan hatimu tidak akan pernah penuh oleh cinta, karena anda sedang bergerak menjauh dari sumber Cinta itu, yaitu Tuhan. Datang kembali kepadaNya dengan segenap hatimu, segenap dirimu, segenap kehendak dan keinginanmu.

Anda juga harus ingat bahwa masa lalu anda tidak bisa anda hapus begitu saja, tidak bisa anda pendam begitu saja. Masa lalu akan tetap ada. Tetapi yakinlah bahwa masa lalu anda tidak menentukan masa depan anda.



Satu-satunya kunci akan semua masalah yang anda hadapi dan kunci untuk hidup dalam pure womanhood hanya: bawalah semua kepada Tuhan. Ingat! Tuhan punya Rahmat! Mungkin anda tidak bisa, ya, memang anda sendiri tidak akan bisa, tetapi Tuhan pasti bisa!
Mari kita membuka hati bagi Tuhan, Pencipta kita.

Mari kita sembunyikan misteri kewanitaan kita di pelataran baitNya selalu, sampai ‘the knight in shining armour’ itu datang menghadap Tuhan untuk mencari ‘the pure woman’.

Naked without Shame - Theology of the Body series

Kali ini, kita akan berbicara tentang tubuh, body.
Pernahkah anda telanjang? Telanjang bulat maksud saya? Pasti pernah saat mandi, bukan? Dan, cobalah bercermin. Apa yang anda lihat? Anda melihat diri anda, secara fisik. Ada kepala, tangan, kaki, tubuh, anggota tubuh dan organ seks.

Is body that bad?
Waktu saya masih kecil, saya pernah berpikir, buat apa sih kita pake baju? Kenapa sejak awal, tak perlu ada yang namanya baju? Bisa hemat sumber daya alam tekstil juga kan? Saya memiliki beberapa keponakan yang masih kecil, usia TK. Setelah mandi ia segera berlarian keluar. Lalu saya bilang ke anak itu, “eh, pake baju dulu donk. Malu. Malu. Ntar masuk angin lho.” Malu. Kita memakai baju agar tidak malu. Malu akan apa? Malu biasanya kita rasakan bila ada sesuatu yang buruk dari kita, diketahui orang lain. Lalu kita memakai baju, agar tubuh kita ditutupi. Lalu, apakah tubuh kita itu sebegitu buruk atau sebegitu memalukannya sehingga harus ditutupi?

Awal mula penciptaan
Jika anda melihat gambar Adam dan Hawa, mereka pasti digambarkan telanjang. Namun, Adam dan Hawa yang telanjang itu, hidup bersama, telanjang bersama, dan mereka tidak merasa MALU. Saya ulangi, mereka TELANJANG tetapi tidak merasa MALU. Naked without shame. Terdengar aneh, bukan?
Telanjang tanpa malu inilah yang pada mulanya ada dan diciptakan Tuhan, sebelum dosa masuk dalam hidup manusia awal.

Telanjang
Ketelanjangan menjadi sesuatu yang laris manis zaman sekarang ini. Iklan dan barang dagang menggunakan model wanita seksi untuk menarik perhatian dan konsumen. Hal ini menunjukan bahwa ada kebingungan manusia mengenai tubuh mereka.

Pada awalnya, Adam melihat Hawa telanjang, Hawa tidak kabur. Saat itu, manusia belum berdosa. Segalanya masih kudus, murni. Termasuk Adam yang melihat pasangannya telanjang dengan pikiran, motivasi, hasrat seksual yang murni, pure. Oleh sebab itu, tidak ada kebingungan dalam diri Adam untuk membedakan antara ‘love’ dan ‘lust’.
Adam tidak merasa canggung atau malu melihat tubuh pasangannya. Dan begitu pula Hawa melihat Adam. Mereka tidak menutupi tubuhnya karena mereka saling memandang sebagai ‘subjek’, seperti yang dikatakan di chapter sebelumnya.

Rasa malu merupakan perasaan yang muncul untuk melindungi diri. Manusia telanjang bila dilihat orang, akan malu. Karena mereka takut martabatnya dimanipulasi atau dimanfaatkan oleh orang lain. Paus mengatakan bahwa rasa malu merupakan proteksi diri dari ancaman orang lain atau self-defense.

Dan Adam dan Hawa tidak takut dijadikan objek satu sama lain, karena bagi mereka, ketelanjangan adalah panggilan untuk saling memberi. Cinta diantara Adam dan Hawa adalah cinta yang murni. Paus Yohanes Paulus 2 mendefinisikannya sebagai: original nakedness.


Original nakedness
Original nakedness atau ketelanjangan asali, merupakan panggilan dasar manusia. Paus Yohanes Paulus 2 menunjukan kepada kita bahwa ketelanjangan asali merupakan kunci utama untuk mamahami secara penuh dan komplit rencana awal Allah bagi kehidupan manusia. Ketelanjangan asali ini tidak memalukan. Mengapa? Karena mereka tidak memanipulasi martabat pasangannya.

Telanjang tanpa malu ini tidak ada kaitannya dengan anak kecil yang tidak malu kalau telanjang. Dengan kata lain, original nakedness ini, tidak berada dibawah kontrol psikologis manusia. Dan menjadi sulit bagi manusia sekarang untuk memahami makna sebenarnya tentang ketelajangan ini, karena setan telah memutarbalikkan fakta mengenai tubuh manusia.

Dosa telah membuat manusia kehilangan kemampuan untuk memahami ketelanjangannya. Ketelanjangan dianggap sebagai sesuatu yang buruk sehingga harus ditutupi. Dan tubuh manusia pun diartikan sebagai sesuatu yang buruk. Sesuatu yang bisa memancing hasrat seksual, sesuatu yang menimbulkan dosa.

The meaning of your BODY
Lalu, jika tubuh sebegitu sering digunakan setan untuk membuat kita jatuh dalam dosa, buat apa Tuhan ciptakan tubuh kita? Apa gunanya, kalau hanya bisa jadi penjatuh ke dalam dosa? Apa makna tubuh kita? Apa makna tubuhmu? What’s the meaning of your body?
Apa yang bisa anda lakukan dengan tubuh anda? Berolahraga, bekerja, bermain, bertemu orang-orang lain, dll. Saya tidak bisa membayangkan diri saya bila tanpa tubuh, saya hanya berupa roh yang melayang-layang, seperti Casper mungkin? Atau lebih buruknya tanpa wujud, tanpa rupa. Saya rasa semua orang atau semua roh akan nampak sama saja bukan?

Lalu apa gunanya Tuhan memberi kita tubuh? Tubuh kita bisa kita gerakkan sesuka kita. Bila kita sedih, kita bisa mengekspresikannya dengan berwajah muram. Bila kita senang kita bisa loncat-loncat, teriak-teriak gembira, berwajah ceria. Kita mengekspresikan diri kita lewat tubuh. Begitu pula dengan panggilan hidup setiap dari kita (yang sudah dibahas di chapter 1, created for love). Kita dipanggil untuk mencintai. Maka, Tuhan menciptakan tubuh kita menjadi sarana kita dapat saling mencintai dan mengasihi. Tidak hanya mengasihi sesama dengan keberadaan kita disampingnya saat teman kita sedih. Tetapi juga bisa menjadi sarana memuliakan Allah. Kadang saya ke gereja tidak membawa apa-apa. Hanya bawa badan. Ya, dengan badan inilah kita bisa hadir di gereja, kita bisa bernyanyi memuji Tuhan, bergerak, menari untuk Tuhan, melayani Tuhan, semua dilakukan dengan TUBUH kita. Spiritualitas Kristiani dilaksanakan lewat tubuh.


JESUS
Alkitab berkata: Allah adalah Roh. Jika demikian saja, rasanya akan sulit bagi kita untuk memikirkan Allah, apalagi memahami Allah. Dan bila kita berpikir tentang pribadi Allah dalam diri Tuhan Yesus, maka kita bisa sedikit membayangkan tubuh manusia laki-laki yang berjanggut, memakai jubah, dsb. Katekismus berkata: dalam “Badan Yesus” kita melihat, Allah kita dibuat kelihatan, sehingga kita ditangkap dalam kasih Allah yang tidak dapat kita lihat. Kristus menjadi kunci jawaban atas tubuh yang Allah ciptakan.


Male and Female
Lebih dalam lagi, seperti yang dikatakan pada chapter sebelumnya, tentang seks yang memaknai diri kita, Tuhan menciptakan kita pria dan wanita. Laki-laki dan perempuan. Saya juga pernah bertanya dalam hati: kok saya lahir sebagai cewek ya? Kenapa ga cowok aja, Tuhan?

Dosen saya pernah bertanya, apakah perempuan itu? Jawabannya, perempuan adalah seseorang yang berpotensi sebagai istri dan seorang ibu. Ya, karena dalam tubuh wanita, terdapat sel telur yang mampu menghasilkan kehidupan baru. Kehidupan manusia baru yang begitu menakjubkan dan sungguh merupakan karya Allah sendiri.

Maka sebenarnya, secara tidak langsung, fungsi segala organ tubuh wanita mengarahkan wanita untuk dapat melahirkan anak dan mengurus anak. Dengan buah dadanya, ia menyusui. Dengan kelemah lembutannya, ia memberi cinta pada keluarganya.

Sedangkan pada pria, pria dapat menghasilkan sperma yang memberi kehidupan. Dosen berkata, pria adalah seseorang yang berpotensi sebagai suami dan seorang ayah. Dan fungsi segala organ tubuhnya, mengarahkannya menjadi seorang ayah yang memberi proteksi, perlindungan dan rasa nyaman bagi keluarganya.

Dan seksualitas kita, laki-laki dan perempuan, tidak berhenti sampai sini saja. Ini merupakan gambaran dari hubungan Allah dan umatNya, GerejaNya. Mengapa sering dikatakan: Allah adalah mempelai pria dan Gereja mempelai wanita? Hal ini tidak dikatakan begitu saja, tetapi memiliki makna yang lebih dalam. Dan makna ini hanya dapat ditemukan pada diri kita, pada seksualitas kita.

Allah sebagai mempelai pria maksudnya Ia yang menjadi sumber atau PEMBERI kehidupan seperti pria yang memberikan sperma. Dan Gereja menerima KEHIDUPAN, berkat, cinta yang Allah berikan, layaknya wanita yang menerima sperma saat pembuahan.
Maka tak akan pernah seorang wanita hamil, tanpa ada pria yang memberikan sperma, kehidupan baru tak akan muncul. Begitu pula Gereja yang sangat butuh, bergantung dan hanya berharap pada Allah, Sang Pemberi, Sumber segala sesuatu.

Luar biasa bukan, makna tubuhmu! Kita lahir sebagai laki-laki atau perempuan, bukanlah suatu yang kebetulan atau Tuhan bentuk secara random. Tetapi memiliki makna mendalam dibalik itu.



Maka, sekarang rasanya Paus menjawab pertanyaan saya, mengapa manusia harus memakai baju? Ia menjawab: karena tubuhmu terlalu berharga sehingga harus ditutupi. Seperi mobil tetanggamu yang ditutup atau dimasukkan ke garasi, terlalu berharga bila diletakkan di luar rumah, nanti dicuri atau dibaret orang.




Sumber: Jason Evert, Theology of the Body for teens chapter 3; bahan pengajaran Camping Rohani dari Fr. Albert, CSE :D