Pages

This blog has been moved to www.m0njc.wordpress.com

Monday, February 15, 2010

Hope and Redemption in Christ - Theology of the Body series

Suatu kali, saya tergerak untuk mengaku dosa. Ada suatu dosa yang sebenarnya sudah sering saya akui, tapi lagi-lagi jatuh dalam dosa yang sama. Romo mungkin juga bosan mendengar dosa saya itu. Saya pun bilang ke Tuhan, saya bosan. Tapi saya mencoba meninggalkan itu semua, saya mengakukan dosa itu lagi. Karena sudah cukup sering, rasanya rasa penyesalan mendalam menjadi tidak ada, hanya sekedar keinginan untuk lebih baik. Saya masuk dalam ruangan pengakuan, dengan hati biasa-biasa saja, tidak ada detak jantung yang lebih kencang atau air mata penyesalan yang menetes.

Saya mengakukan dosa-dosa saya, Romo pun memberikan nasehat dan doa. Saya mulai merasakan, degup jantung yang lebih ketika saya menyadari bahwa Romo nampak begitu sedih mendengar dosa-dosa saya. Saya pun mulai terketuk hatinya. Pengakuan selesai, saya berdiri, keluar dari ruang pengakuan. Saya menyesal. Saya mulai menangis, apalagi ketika muncul suara yang terngiang-ngiang di hati saya, “AnakKu, mengapa kau lakukan ini lagi?”

Saya tidak bisa menjawab apa-apa, tapi saya tahu Ia yang berbicara. Sambil berjalan menuju tempat duduk, suara itu terus terngiang-ngiang: “AnakKu, mengapa kau lakukan ini lagi?”, “AnakKu, mengapa kau lakukan ini lagi?”, “AnakKu, mengapa kau lakukan ini lagi?”. Saya duduk tepat dihadapan Sakramen Mahakudus, saya tidak bisa berkata apa-apa, saya hanya menutup wajah saya, merasakan air mata yang mengalir di wajah saya. Saya merasakan, Tuhan begitu sedih.



NGAKU DOSA? MALES AH~
Pengakuan dosa menjadi sesuatu yang cukup dihindari banyak orang. Ada yang beralasan malas, tidak punya waktu bahkan beralasan tidak punya dosa . Namun, pada umumnya kita merasa malu. Mengakui dosa dan kesalahan kita memang sesuatu yang memalukan.

Saya mengenali Romo itu dengan baik. Saya sering menyapanya dan meminta bantuannya. Keesokkan harinya, saya menjumpai Romo itu lagi. Tersirat sedikit perasaan malu. Tetapi saya tidak mau merasakannya. Saya tidak mau mengingat rasa malu itu, tetapi yang mau saya ingat hanyalah bahwa saya dibersihkan dari dosa-dosa. Sudah seharusnya saya bahagia.

Tuhan tidak memberikan Sakramen Pengampunan Dosa untuk membuat kita malu. Tetapi Ia ingin agar kita bersih, layak dan mampu menerima kepenuhan cintaNya. St. Agustinus berkata bahwa kita tidak menyembunyikan diri kita dari Tuhan, tetapi sebaliknya, kita sering menyembunyikan Tuhan dari diri kita. Tuhan adalah Tuhan yang Mahatahu. Ia tahu segalanya. Dan Tuhan tidak pernah ingin membuat kita menjadi malu, tetapi Ia ingin agar kita disucikan, dibaharui sehingga mampu menampung cintaNya yang begitu banyak yang akan diberikan pada kita.

Suatu hari seorang Pastor pernah ditanyai, “Bila ada seorang muda yang Pastor kenali dengan baik mengakukan suatu dosa besar, yang bahkan sepertinya tak mungkin dilakukan oleh anak itu, apakah pandangan Pastor terhadapnya akan berubah?” Pastor itu menjawab, “Ya, pandangan saya akan berubah. Bukan berubah menjadi suatu pandangan yang negatif, tetapi saya akan sangat mengagumi anak itu. Mengagumi kerendahan hati yang ia miliki.”

Orang yang mampu mengakui dosa-dosanya adalah orang yang rendah hati. Seperti yang Rasul Paulus katakan, “Rendahkanlah dirimu di hadapan Tuhan, dan Ia akan meninggikan kamu.“ (Yakobus 4 : 10)

Tuhan juga memiliki yang namanya RAHMAT atau GRACE untuk kita.¬ Rahmat Tuhan inilah yang memampukan kita untuk bangkit dari segala dosa. Ketika kita berpikir bahwa kita tidak akan pernah mampu mengakui dan meninggalkan dosa-dosa kita, mintalah RAHMAT daripadaNya.


GOD OFFERS HAPPINESS, do you receive it?
Dalam suatu pengakuan dosa lain, saya pernah ditanyai oleh seorang Romo, “Ada 2 jalan, surga dan neraka, kamu pilih mana?” Lalu saya jawab dengan pasti: surga. Ia melanjutkan: “Tapi kenapa kamu masih sering pilih neraka?” Saya terdiam. Kita pasti memilih surga, walau dalam kenyataan, tindakan, perbuatan, keinginan kita selalu mengarah ke neraka.

Dan akibat dosa, hubungan manusia dengan Tuhan terputus. Karena dosa awal Adam dan Hawa, seluruh manusia yang lahir, pasti berdosa. Dosa atau yang sering dilambangkan dengan keinginan daging berlawanan dengan kehendak Tuhan, sehingga seringkali kita tidak melakukan kehendak Tuhan dan kehendak kita juga. (Galatia 5)

Namun, perlu kita sadari, Tuhan memutuskan untuk menyelamatkan kita dari dosa. Yesus menyerahkan diriNya untuk membayar semua hutang dosa kita. Yang menjadi pertanyaan, maukah kita menerima pengampunanNya?

Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan.(1 Yohanes 1:9)

Tuhan adalah Allah yang Maha Pengampun. Sebelum kita jatuh dalam dosa, Ia sudah terlebih dulu mati di kayu salib. St. Yohanes Maria Vianney berkata, “dosa-dosa kita hanyalah kerikil kecil di gunung kasih setia Tuhan yang besar.” Masih ada harapan dalam YESUS. Masih ada kesempatan untuk melepaskan segala keterikatan dosa kita. Masih ada kesempatan untuk bangkit LAGI dari segala keberdosaan kita.

Maukah kamu menerima tawaran ini?


m0n
JCLU

0 comments: