Pages

This blog has been moved to www.m0njc.wordpress.com

Tuesday, April 6, 2010

Ad Maiorem Dei Gloriam

Kemarin, saya dikejutkan oleh seorang teman.
Ceritanya, saya ingin meminta bantuan dia, untuk bergabung dalam pembuatan majalah paroki. Saya chat dan bertanya kepada dia, “mau bantu ga, jadi design and layout gitu?” Lalu ia berbalik bertanya, “Dibayar ga?” Heh? Saya mulai terkejut. Saya membalas, “ngak sih…” Dan ia berkata, “Ga mau kalo ngak ada bayaran. Habisin waktu.” Saya pun bingung mau jawab apa. Dan percakapan itu berakhir dengan kata-katanya “kalo dibayar gw mau. Thx.”

Percakapan singkat ini sungguh-sungguh mengejutkan saya. Dan mengecewakan saya.
Bagi saya, kalau tidak mau ikut, ya sudah bilang saja ga mau. Menyakitkan membaca tulisan : ‘habisin waktu.’ Saya aja sedih dengernya, apalagi Tuhan ya?
Dan percakapan ini membuat saya merenung.


Pelayanan – new insight
Zaman seperti sekarang-sekarang ini, rasanya jarang menemukan orang-orang yang ‘menyerahkan diri’ untuk ikut melayani Tuhan. Kebanyakan terjebak, terperosok, tertipu, terbawa arus, dsb. Pelayanan dianggap sebagai suatu pekerjaan yang menantang, membebani, merepotkan dan kata teman saya menghabiskan waktu.

Padahal, apa sih tujuan dan maksud pelayanan itu? Dalam melayani Tuhan, kita membalas sedikit dari begitu banyaknya berkat dan cinta yang Tuhan berikan. Dalam pelayanan, kita menunjukkan bahwa kita itu sudah mengenal dan mencintai Tuhan.

Saya ingin mengajak teman-teman sekalian untuk mulai berpikir dan menyadari bahwa pelayanan itu bukan lagi suatu beban, tetapi suatu kesempatan emas, untuk melayani Tuhan, untuk membalas apa yang Tuhan berikan dalam hidup kita.


Pelayanan – break school’s law means break GOD’s law
Bukan hanya di gereja, bukan hanya di PD, tetapi kita juga dapat melayani Tuhan dari setiap kegiatan harian kita. Baik itu belajar, bekerja, baik sebagai anak ataupun sebagai orang tua. Maka, bila kita menjadi malas bekerja, malas sekolah, malas kuliah, kita tidak melayani Tuhan dengan baik. Maka, bila kita melanggar aturan kantor, aturan sekolah, kita tidak saja melanggar aturan, tetapi kita juga mengecewakan Tuhan.


Pelayanan – emptying myself, to back to GOD
Setelah suatu retret atau suatu yang menyegarkan rohani, saya merasa tangki cinta saya begitu penuh. Tuhan yang memenuhkannya. Saya begitu powerful dan hidup terasa begitu indah. Tetapi setelah itu, saya cenderung lupa sama Tuhan, karena tangki cinta saya sudah penuh. Bila bensin motor atau mobil saya penuh, maka saya tidak kembali untuk isi bensin bukan?

Dalam pelayanan kita mengosongkan tangki cinta kita. Buat apa? Agar tangki itu menjadi kosong, sehingga kita akan terus kembali, kembali dan kembali mencari Tuhan.


Pelayanan – just glorify Him
Setelah tertampar dengan kata-kata teman saya diatas, saya berdoa. Tuhan, saya ga mau kayak gitu. Segitu perlunya akan uang pun, jangan sampe saya kayak gitu. If I say the same, please count me as dead.

Saya kembali teringat akan kata-kata dalam suatu buku renungan harian dan kata-kata itu menjadi rema dalam hati saya, kata-katanya sebagai berikut, “Tuhan, semoga orang lain dapat semakin kaya didalam Engkau, melalui aku.


My prayer
Semoga tangki-tangki cinta teman-teman yang kita layani, terisi melalui pelayanan kita.
Semoga tangki-tangki cinta orang-orang yang menikmati karya pelayanan kita, terisi melalui karya kita.
Semoga tangki-tangki cinta sahabat yang melayani Tuhan bersama kita, dikosongkan, agar ia semakin mencari Tuhan.
Sama seperti tangki cinta saya yang jadi bocor gara-gara teman saya itu, tapi ditambel Tuhan dan malah diingatkan dan dipenuhi kembali.


Semuanya hanyalah demi semakin luasnya Kerajaan Allah.
Semuanya hanyalah demi semakin besarnya Nama Tuhan.
Semuanya hanyalah demi semakin besarnya Kemuliaan Tuhan.
Ad Maiorem Dei Gloriam

0 comments: